Ringkasan Khotbah : 24 Januari 1999
Panggilan yang ajaib
Nats : Matius 2:1-2
Pengkhotbah : Ev. Rusdi
Tanuwidjaya
Natal merupakan satu peristiwa yang paling agung di dalam
sejarah, sayangnya kita seringkali hanya mengenang peristiwa ini pada hari natal
atau menjelang Natal walaupun kita tidak tahu kapan tepatnya Natal yang
sesungguhnya. Bagi saya ini tidak penting, namun yang penting adalah bagaimana
kita senantiasa mengingat jiwa, teladan, dan kerendahan dari inkarnasi
Kristus.
Itu sebabnya, pada hari ini kita kembali merenungkan makna
Natal dalam hidup kita. Disini kita akan belajar beberapa poin yang penting
sehubungan dengan Natal. Pertama, Natal membuktikan bahwa anugerah Allah
lebih besar daripada dosa manusia. Kristus datang ke dalam dunia ini
menunjukkan bahwa kasih Allah lebih besar daripada dosa manusia. Andaikata
keadilan Allah lebih besar daripada dosa manusia, maka semua kita tidak akan
merayakan Natal dan itu berarti kita semua harus dihukum. Kedua, Natal
membuktikan cara kerja Allah seringkali berada diluar jangkauan pikiran
manusia. Ketika Allah menggenapi janjinya, kita melihat seringkali berada di
luar pikiran dan pengalaman manusia. (1) Secara waktu siapa yang pernah berpikir
bahwa Anak Allah datang ke dunia justru setelah Allah diam 400 tahun. Allah
tidak memakai seorang nabi-pun untuk memberitakan firman pada zaman itu. Namun
setelah 400 tahun barulah Allah menggenapi janjinya yang telah ia nubuatkan
ribuan tahun yang lalu. (2) Secara tempat siapa yang pernah berpikir bahwa Allah
untuk menggenapi janjinya justru memakai tempat yang sederhana dan tidak
terkenal yaitu kota Betlehem. Betlehem berarti rumah roti. Kota Betlehem adalah
kota yang kecil yang mungkin berada diluar pikiran manusia. Namun disini kita
melihat apa yang tidak terpandang bagi manusia justru dipakai Allah untuk
menjadi rumah roti bagi jiwa manusia yang lapar dan haus.
Ketika Allah menggenapi janjinya bukan hanya di kota yang tidak
terpandang tetapi juga Ia lahir di sebuah tempat yang tidak terpikirkan oleh
manusia yaitu sebuah kandang yang hina, kotor dan bau. Bahkan Anak Allah
dibaringkan disebuah palungan yaitu tempat makan binatang. Kandang dan palungan
adalah tempat yang tidak layak untuk dihuni oleh manusia tapi justru disitulah
Allah menggenapi janjiNya. Sungguh, ini berada di luar pemikiran manusia yang
terbatas.
Ketiga, Natal berarti Allah ada ditempat dimana tidak pernah
diharapkan oleh manusia. Siapa yang menyangka bahwa Anak Allah datang ke
dalam dunia justru memakai rahim seorang wanita yang masih gadis. Seorang wanita
yang masih dara tidak seharusnya berisi. Namun disini kita melihat wanita yang
tidak seharusnya berisi justru menjadi berisi sebaliknya kubur Yesus yang
seharusnya berisi menjadi tidak berisi. Mengapa ini terjadi? karena kuasa Allah.
Namun siapa yang pernah menyangka dan mengharapkan bahwa Anak Allah sekarang ada
di dalam dikandungan seorang wanita. Demikian juga siapa yang pernah menyangka
Allah ada di sebuah kandang lebih khusus di dalam palungan. Bahkan kalau kita
tarik lebih jauh yaitu pada saat penyaliban siapa yang pernah menyangka Allah
ada di atas kayu salib. Sungguh ini merupakan satu peristiwa yang sulit
dipikirkan oleh manusia, karena memang ini berada di luar kemampuan pikiran dan
pengalaman manusia yang terbatas. Ya, seringkali Allah tidak ditemukan ditempat
dimana dapat dicapai oleh pikiran manusia yang terbatas. Tidak. Justru Natal
membuktikan bahwa Allah ada ditempat dimana tidak pernah diharapkan oleh
manusia.
Keempat, Natal pertama memanggil orang yang tidak pernah
dipikirkan dan diharapkan manusia. Siapa yang pernah menyangka bahwa Natal
justru pertama kali memanggil orang yang berada jauh di luar bangsa Israel.
Natal pertama kali memanggil orang Majus bukan penggembala. Memang di dalam
Alkitab penggembala datang yang pertama kali ke tempat di mana Tuhan Yesus
dilahirkan.
Pada pagi ini kita secara khusus akan mengamati orang Majus.
Disini saya menemukan beberapa pelajaran rohani yang penting berkenaan dengan
orang majus. Pembahasan kita mengenai orang Majus ini meliputi tiga hal yaitu:
(a) Pribadinya; (b) Perjalanannya; (c) Penyembahannya. Dilihat dari
pribadinya orang majus bukanlah orang Yahudi atau dengan kata lain bukan bangsa
pilihan Allah, melainkan orang kafir. Orang kafir adalah orang yang menurut
orang Yahudi adalah orang yang tidak memiliki pengharapan di dalam dunia. Orang
Majus adalah orang yang seharusnya dikerat, dibuang dan dibakar. Itu sebabnya
pertama kali tatkala Allah menggenapi janjinya justru janji tersebut bukan
pertama-tama di dengar oleh para imam, Ahli Taurat atau umat Israel tetapi
justru berita sukacita pertama kali di dengar oleh orang kafir, yaitu orang yang
tidak masuk hitungan dan sungguh tidak pernah terpikirkan oleh orang Yahudi
bahwa kedatangan Mesiah yang dijanjikan justru pertama kali di dengar oleh orang
kafir. Orang majus bukan hanya orang kafir tetapi juga merupakan para sarjana.
Mereka adalah orang-orang yang terpandang baik di dalam pendidikan, kekayaan dan
kedudukan. Jadi orang yang pertama kali dipanggil oleh Allah justru bukan ahli
kitab, orang beragama atau orang Israel melainkan justru orang kafir yang
berpendidikan dan berpengetahuan tinggi. (b) Dari segi perjalanannya. Orang
Majus berasal dari tempat yang sangat jauh. Banyak penafsir yang mengatakan
bahwa orang Majus adalah orang Arab atau orang Persia. Saya pribadi lebih setuju
bahwa orang Majus kemungkinan berasal dari Persia, mengingat orang Persia pada
masa itu terkenal dengan ilmu astrologinya. Jadi mereka dari Persia ke Yerusalem
membutuhkan waktu yang sangat lama. Mereka harus berjalan berbulan-bulan untuk
sampai ke Betlehem. Kita mungkin bertanya, "Bagaimana caranya mereka dari tempat
yang begitu jauh bisa tahu bahwa ada Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan?
Saya pribadi percaya mereka tahu bahwa ada Raja orang Yahudi baru dilahirkan
karena mereka mempelajari bintang dan juga mempelajari Kitab Suci orang Israel.
Ingat bangsa Israel pernah ditawan ke Persia. Jadi panggilan Tuhan kepada mereka
pertama-tama melalui wahyu umum selanjutnya ketika mereka mempelajari Kitab Suci
Tuhan memimpin mereka dan memberikan pencerahan kepada mereka sehingga mereka
dapat memahami melalui ilmu perbintangan yang mereka pelajari bahwa Allah telah
memakai bintang untuk memberitahukan kepada mereka bahwa raja orang Yahudi yang
dijanjikan sudah lahir.
Ketika mereka berjalan dari tempat yang jauh, banyak tantangan
yang mereka hadapi dan itu tidak mudah. Mereka harus melalui padang gurun,
padang pasir yang panas dan penuh dengan pasir dan debu. Belum lagi bahaya dari
para perampok, binatang buas dan banyak lagi kesulitan-kesulitan yang lain.
Namun disini kita melihat ketekunan dan pengorbanan mereka. Ya, hanya untuk
melihat dan menyembah Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan mereka telah
melintasi jarak ribuan kilometer jauhnya. Mereka adalah orang-orang yang jauh
secara geografis namun mereka dipanggil oleh Tuhan menjadi orang-orang yang
dekat dengan Tuhan secara relasi. Berbeda dengan banyak orang Israel,
pemimpin-pemimpin agama mereka adalah orang-orang yang dekat secara georafis
namun mereka justru jauh dari Tuhan secara relasi sekalipun mereka adalah bangsa
pilihan dan orang-orang yang menamakan diri beragama namun hati mereka justru
jauh dari Tuhan. Yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh. Yang tidak
diharapkan memperoleh pengharapan dan yang seharusnya memperoleh pengharapan
justru membuang pengharapan. (c) Penyembahan orang Majus. Orang majus datang
dari jauh hanya untuk melihat dan menyembah Raja orang Yahudi yang baru
dilahirkan dengan berbagai kesulitan yang dialami mereka terus mencari. Akhirnya
mereka tiba di Yerusalem dan bertemu dengan raja Herodes. Mereka memberitahukan
apa maksud kedatangan mereka yaitu untuk menyembah raja orang Yahudi yang baru
dilahirkan. Tentu saja hal ini membuat Herodes terkejut dan bertanya-tanya di
dalam hati dan akhirnya orang majus bertemu dengan Yesus yang baru dilahirkan.
Bagaimana kira-kira perasaan mereka ketika bertemu dengan Yesus. Kita tidak
tahu. Namun demikian pastilah ketika pertama kali mereka melihat bayi Yesus Raja
orang Yahudi yang baru dilahirkan, mereka mungkin terheran-heran. Karena Raja
orang Yahudi yang baru saja dilahirkan tidak seperti apa yang mereka pikirkan.
Sekarang mereka hanya melihat seorang bayi dari keluarga sederhana. Namun
demikian disini kita belajar satu hal di tengah-tengah apa yang mereka lihat
mereka tidak hanya berhenti pada penampakan lahiriah. Mereka tidak hanya melihat
secara fenomena melainkan jauh melampaui apa yang mereka bisa lihat secara
fenomena. Itu sebabnya ketika mereka melihat Yesus yaitu Raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan mereka segera sujud menyembah bayi Yesus. Aneh kelihatannya tapi
itulah yang terjadi. Ketika Yesus belum bisa bicara, ketika Yesus belum mampu
berjalan apalagi memberitakan firman dan memproklamasikan diriNya. Disini kita
melihat ada satu kekuatan yang besar yang telah memanggil orang-orang
berpendidikan, berpengaruh dan kaya untuk datang dan menyembah Dia. Satu hal
yang sangat langka dan belum pernah terjadi di dunia. Orang-orang berpengaruh
dalam masyarakat datang dan menyembah seorang bayi yang sederhana. Inilah iman.
Iman menembus jauh melampaui apa yang bisa mereka lihat, iman mempercayakan diri
kepada suatu pribadi sekalipun nampaknya pribadi tersebut sulit untuk kita
pahami karena kesederhanaanNya. Itulah Iman!
Saudaraku, orang Majus menjadi gambaran bagaimana Allah memilih
dan memanggil umat pilihanNya. Seringkali justru yang kita pikir orang tersebut
adalah umat pilihan Allah justru kita keliru. Tetapi orang yang justru kita
tidak pernah pikir, tidak pernah diharapkan justru merekalah yang Allah panggil.
Seringkali Allah memberikan anugerahNya kepada umat pilihan di dalam cara yang
tidak pernah kita pikirkan dan harapkan.
Bagaimana dengan diri kita? Kita juga bukan orang-orang yang
layak karena secara kebangsaan kita bukan umat pilihan Tuhan. Dan kita tinggal
jauh dari tempat dimana Kristus lahir. Namun Tuhan telah memanggil kita dan
menyelamatkan kita. Namun demikian izinkan saya bertanya bagaimana respon kita
terhadap panggilan Allah? Orang Majus tatkala dipanggil oleh Allah mereka taat,
mereka melangkah sekalipun banyak rintangan, banyak tantangan dan banyak
pengorbanan dan akhirnya mereka tiba di tempat dimana Kristus ada. Setelah itu
mereka menyembah dan mempersembahkan korban dihadapan bayi Kristus. Saudara,
mari kita belajar dari pengorbanan dan teladan penyembahan orang majus. Kiranya
Tuhan memberkati kita. Amin!?
Diposting Oleh : eki kawamasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar