Selasa, 12 Juni 2012

Mengenal Tuhan ( Artikel Rohani )

Mengenal Tuhan

Bacaan: Mazmur 63:2

Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. -


Saya pernah menulis tentang hal ini, namun tidak ada salahnya saya mengulangnya lagi dengan pemaparan yang sedikit berbeda. Seperti yang pernah saya tulis, untuk mengenal seseorang dengan mendalam, kita tidak perlu menjadi orang yang jenius, punya communication skill yang hebat, pandai berbicara, pintar mengorek-orek kepribadian, dst. Lupakan semua cara-cara itu, karena ada cara yang lebih sederhana, lebih mudah, dan jauh lebih efektif, yaitu hanya dengan meluangkan sebanyak mungkin waktu bersama orang yang ingin kita kenal tersebut. Semakin banyak waktu yang kita habiskan bersama dengan orang tersebut, secara otomatis pengenalan kita akan lebih dalam lagi.
Bagaimana Anda bisa mengenal pasangan Anda? Apakah Anda harus belajar tentang kepribadian manusia lebih dulu atau belajar communication skill dulu? Tidak, bukan? Karena tiap saat Anda bertemu dengan pasangan dan menghabiskan banyak waktu dengannya, maka secara otomatis Anda bisa mengenalnya. Bahkan, sepandai-pandainya pasangan Anda menyembunyikan kepribadiannya atau “belangnya”, toh suatu saat Anda akan mengetahuinya juga.
Kita rindu mengenal Tuhan lebih dalam. Itulah sepenggal pujian yang kerap kita nyanyikan. Kita rindu mengenal Pribadi-Nya, namun sayang kita tidak pernah melewatkan waktu bersama-Nya. Jelas itu hal yang mustahil. Untuk mengenal Allah lebih dalam hingga kita tahu seperti apa karakter-Nya, sifat-sifat-Nya, kebiasaan-Nya, bahkan seperti apa selera Tuhan, kita harus melewatkan waktu lebih banyak lagi dengan Tuhan.
Contoh di dalam Alkitab adalah Daud. Mengapa Daud bisa mengenal Tuhan sedemikian dalam? Tidak perlu heran, karena Daud selalu melewatkan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Sebagian besar mazmur yang ditulisnya cukup menggambarkan bagaimana Daud selalu bersekutu dengan Tuhan dalam doa, mazmur, dan pujian penyembahan. Bagaimana dengan kita?

Diposting Oleh : Eki kawamasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar