Ringkasan Khotbah : 08 Agustus 2003 |
|
||
Christian View of Education:
Human Growth & Education
|
|||
Nats: Ul. 6:4-7, Luk.
2:40
Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno
|
|||
Saat
ini cukup banyak orang Kristen yang dapat kita lihat diberbagai tempat,
tetapi ternyata sangat sedikit diantara mereka yang sungguh-sungguh mengerti
tentang iman Kristen yang sejati, walaupun mungkin diantara mereka ada yang
pernah belajar didalam sekolah Kristen. Bahkan ketika mereka masuk kedalam
dunia kerja, hidup mereka begitu jauh daripada konsep-konsep tentang
kekristenan yang benar. Kehidupan yang dituntut oleh iman Kristen begitu
susah untuk dipraktekkan karena perubahan itu menuntut setiap orang yang
bertobat untuk merubah paradigma hidup kita yang lama.
UU Sisdiknas yang telah
diresmikan beberapa bulan yang lalu seharusnya membuat kita sadar dan
kembali introsepksi diri dan berpikir tentang pendidikan Kristen. Semua
orang pasti sadar betapa pentingnya pendidikan bagi setiap manusia yang
bertumbuh, tetapi banyak yang masih tidak mengerti tentang apa itu
pendidikan. Maka kalau kita lihat selama ini pendidikan banyak sekali
menghasilkan koruptor, penjahat, dll. Padahal pendidikan khususnya
pendidikan Kristen seharusnya menghasilkan manusia yang mencintai Tuhan,
berilmu tinggi, berguna bagi masyarakat, mempunyai citra yang baik, dan
bermoral tinggi.
Setelah kita melihat
kenyataan ini, seharusnya kita perlu memikirkan ulang mengenai pendidikan
Kristen yang selama ini dijalankan diberbagai sekolah Kristen karena hasil
daripada sekolah-sekolah Kristen itu tidak menjadi seperti yang seharusnya.
Lalu, dimanakah posisi dan nilai daripada sekolah-sekolah tersebut ditengah
dunia yang berdosa ini ? Maka pada saat ini kita akan mulai belajar
mengenai presaposisi daripada pendidikan, sehingga pengetahuan kita mengenai
pendidikan tidak kabur atau bahkan sama sekali tidak jelas.
Kekacauan pada peresmian RUU
Sisdiknas hanya terjadi karena masalah seputar mata pelajaran agama dalam
suatu sekolah. Hal ini menunjukkan betapa kecilnya perbedaan antara sekolah
Kristen dengan sekolah dunia pada saat ini. Padahal nilai daripada
kekristenan seharusnya mencakup segala-galanya didalam suatu sekolah.
Sebagai contoh: sampai saat ini baik sekolah Kristen maupun sekolah dunia
masih mengajarkan teori evolusi yang mengajarkan bahwa manusia hakekatnya
sama dengan hewan sehingga mengakibatkan mengajar manusia dengan mengajar
hewan adalah hal yang sama.
Dan juga, konsep-konsep yang
duniawi dan salah tetap diajarkan didalam sekolah-sekolah Kristen, hal-hal
yang rohani dibuang dari segala pendidikan hingga sekolah sama sekali tidak
bernuansa rohani. Jika hal demikian terjadi, layakkah sekolah tersebut
dikatakan sekolah Kristen yang memuliakan dan mengerjakan pekerjaan Tuhan
didalam pendidikan?
Pendidikan disini sangat
berkaitan erat dengan antropologi karena pendidikan antara manusia dengan
hewan tidaklah sama sehingga kita harus bisa memisahkan bagaimana mendidik
manusia tidak seperti mendidik hewan. Sebelum mendidik manusia, kita harus
sadar terlebih dahulu siapakah manusia itu. Menurut kekristenan bahkan
berdasarkan Firman Tuhan, manusia diciptakan berdasarkan gambar dan rupa
Allah (prinsip imago dei) sehingga manusia jelas jauh lebih tinggi dari segi
apapun daripada hewan. Jadi seharusnya pendidikan yang dikerjakan oleh
keristenan seharusnya jauh lebih unik daripada pendidikan yang ditawarkan
oleh dunia sekuler.
Beberapa tema utama dari
doktrin manusia atau antropologi didalam kekristenan yang harus dibedakan
dengan antropologi dunia/sekuler antara lain :
1. Manusia
dicipta menurut Gambar dan Rupa Allah.
Dunia meneliti bahwa manusia
berada didunia adalah karena faktor kebetulan. Hal ini mengakibatkan setiap
manusia sebenarnya tidak perlu bertanggung jawab kepada Allah karena manusia
bukan diciptakan oleh Allah. Firman Tuhan secara jelas mengatakan bahwa
manusia berada karena ciptaan Tuhan. Bahkan manusia merupakan ciptaan Tuhan
yang paling tinggi. Sejak kecil memang kita telah dijelaskan hal demikian,
tetapi seluruh aspek hidup kita menolak hal itu dan menerima teori evolusi
dalam pengertian hidup kita.
2. Secara
natur manusia telah jatuh ke dalam dosa.
Bagi dunia, manusia ketika
lahir berstatus netral atau bahkan baik. Dan selanjutnya status daripada
manusia tersebut tergantung pada perjalanan hidupnya. Sama seperti kertas
putih bersih yang makin lama semakin dikotori oleh banyak hal di dunia.
manusia tidak mau benar-benar mengaku bahwa dirinya berdosa dan layak masuk
neraka, tetapi menganggap dirinya cukup baik untuk masuk surga. Hal ini
sangat kontras dengan kkekristenan yang mengajarkan bahwa manusia begitu
berdosa sehingga untuk bisa selamat mutlak memerlukan anugerah dari Allah.
3. Tujuan hidup manusia
adalah untuk memuliakan Allah. Dunia mengajarkan
manusia ada bukan karena dicipta Allah, hal inilah yang mengakibatkan hidup
manusia bukan untuk memuliakan Allah karena tidak ada hubungannya antara
Allah dengan manusia. Sudut pandang kekristenan memberikan kebenaran bahwa
ketika Allah menganugerahkan keselamatan kepada manusia, Dia menuntut
manusia untuk mengguna-kan hidupnya untuk memuliakan Allah karena hidupnya
berasal dari Dia, keselamatan dari Dia, bahkan segala-galanya berasal dari
Dia (Rm 11:36).
4. Hidup
manusia diakhiri dengan kekekalan.
Dunia pendidikan saat ini
tidak mengajarkan bahwa manusia pada akhir hidupnya harus bertanggung jawab
kepada Tuhan. Hal ini kelihatannya wajar karena sebelumnya manusia telah
diberikan pengertian bahwa manusia bukan ciptaan Allah, sehingga antara
Allah dengan manusia tidak berhubungan. Hal demikian mengakibatkan manusia
tidak takut kepada apapun, bahkan penghukuman Allah. Manusia menggunakan
pengetahuannya dengan sembarangan bahkan mengakibatkan hancurnya manusia dan
lingkungannya. Berdasarkan Firman Tuhan, setiap manusia pada akhirnya pasti
harus bertanggung jawab kepada Tuhan atas hidupnya masing-masing, termasuk
pendidikan yang telah diperolehnya. Dan, setiap manusia hanya ada dua
pilihan, yaitu hidup kekal atau mati kekal. Oleh sebab itulah setiap
kepandaian harus digunakan dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab kepada
Tuhan.
Setelah kita melihat esensi
daripada manusia, pendidikan Kristen dan pendidikan dunia seharusnya sangat
berbeda jauh karena bagaimana kekristenan dan bagaimana dunia melihat
manusia sangat jauh berbeda. Dan, kalau kita kontraskan esensi dari manusia
diatas dengan dunia pendidikan yang selama ini kita terima, maka hasilnya
akan sangat berlawanan. Pendidikan yang hingga saat ini berjalan, masih
sangat menjauhi daripada esensi manusia yang sebenarnya. Jadi apa yang
dicapai oleh pendidikan selama ini hanyalah kegagalan dalam membentuk
manusia.
Dunia pendidikan khususnya
kekristenan seharusnya sadar bahwa manusia dicipta oleh Allah dan bertujuan
untuk memuliakan Allah, bahwa hidup manusia hakekatnya berdosa kepada Allah
dan membutuhkan anugerah, dan kehidupan manusia berakhir pada kekekalan.
Dan, kesadaran akan hal tersebut, seharusnya dapat merubah seluruh sistem
yang ada di sebuah sekolah dan bagaimana untuk mendidik seorang manusia.
Baik mulai dari institusi, guru, sosial, tujuan, motivasi, sampai dengan
kurikulum seharusnya membawa setiap manusia yang terlibat didalam dunia
pendidikan untuk semakin mengenal Allah, mengenal dirinya sendiri, tahu
tujuan daripada sekolah, dan meggunakan hasil dari pendidikan itu dengan
hati yang memuliakan Allah dan bertanggung jawab kembali kepada Allah. Maka,
inilah bukti yang benar-benar menunjukkan akan pertumbuhan manusia (human
growth). Human growth tidak hanya mencakup segi kuantitas daripada manusia
yang ada di dunia. Apa gunanya jika kuantitas dari human growth begitu besar
tetapi hanya berakhir kepada kematian kekal dan semakin merusak seluruh
dunia ini. Human growth seharusnya juga melihat dari segi kualitas dari
setiap manusia untuk mencapai kualitas yang di dituntut oleh Tuhan kepada
setiap manusia itu. Jadi, human growth adalah hasil dari proses bagaimana
merubah manusia-manusia yang hidup awalnya berdosa sampai mempunyai hidup
yang memuliakan Allah dengan pendidikan yang cermat melalui sekolah.
Maka jelaslah bahwa sekolah
dan guru memegang peranan yang amat sangat penting untuk membentuk
pertumbuhan manusia yang tepat pada sasaran. Sekolah dan guru harus dapat
melaksanakan pendidikan dengan amat tegas dan dengan konsep yang benar,
sehingga mampu membentuk manusia untuk menjadi seperti apa yang Tuhan
inginkan. Hasil daripada pendidikan khususnya sekolah Kristen seharusnya
dapat membentuk manusia menjadi terang bagi dunia yang berdosa, melaksanakan
mandat budaya didalam masyarakat dengan tepat, mempunyai sudut pandang yang
begitu tajam terhadap berbagai masalah, mempunyai pengertian yang tajam pada
segala pengetahuan ditinjau dari sudut pandang Tuhan dan mempertanggung
jawabkannya sebagai anak Tuhan, mampu menganalisa secara kritis, dan dapat
membuka wawasan didunia ini, sehingga dapat melihat apa yang tidak dapat
dilihat oleh dunia dan mempunyai pandangan kekristenan yang tajam dan kokoh.
Amin.?
Diposting Oleh : eki kawamasi
|
Jumat, 15 Juni 2012
Ringkasan Khotbah (Human Growth & Education)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar