Ringkasan Khotbah : 19 Desember 2003 |
|
||
Christmas & Discs
|
|||
Nats:
Hak 6:21-24
Pengkhotbah : Ev. Jeane Ch. Obadja
|
|||
Jika
kita membaca Firman Tuhan pada malam hari ini, kita melihat Gideon
kedatangan seorang tamu yaitu Allah oknum kedua yang teofani sebagai
malaikat. Setelah malaikat itu memakan roti dan daging yang dipersembahkan
oleh Gideon, lantas malaikat tersebut menghilang. Pada momen inilah Gideon
menjadi disconnected karena sebelum itu dia tidak sadar bahwa dia telah
melihat Tuhan tetapi setelah itu dia menjadi tersadar dan terkejut karena
telah melihatNya. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah tempat peristiwa
itu oleh Gideon diberi nama “TUHAN (YHWH) adalah Keselamatan”. Nama itu
dalam bahasa Ibrani adalah YESHUA dan di dalam bahasa Yunani adalah YESUS.
Disciples.doc
berarti dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa kita adalah murid Tuhan atau
bukan. Bagaimana kita senantiasa terhubung dengan Tuhan adalah kalau kita
menyadari bahwa Christmas adalah perayaan (mass) untuk murid. Setiap
orang yang bukan murid tidak mungkin mengerti apa itu Christmas. Maka
pada hari ini kita perlu memeriksa diri kita sendiri, apakah kita sudah
menjadi murid-murid dari Tuhan Yesus? Didalam hidupmu, apakah engkau
mempunyai documentary yang berkaitan dengan Kristus? Jika tidak ada maka
Christmas yang engkau rayakan hanyalah Christmas belaka. Lalu
bagaimanakah agar kita bisa mempunyai documentary sebagai murid sehingga
Kristus selalu ada didalam hidup kita?
Ada
beberapa indikasi, yaitu: apakah dalam setiap momen, Kristus selalu di ikut
sertakan? Apakah setiap hasil otak dan tangan kita bertujuan untuk
memuliakan Kristus? Jika kita berbicara dengan sesama murid, apakah kita
mendokumentasikan sesuatu yang berkaitan dengan Kristus? Jika kita memang
benar-benar murid (disciples), kita seharusnya dapat membedakan mana
yang bukan Christmust dan mana yang Christmust, mana yang
sekedar pesta (Christmas) dan mana yang benar-benar memperingati apa
yang telah Kristus lakukan didalam kelahiran-Nya (Christmust).
Dari
peristiwa kelahiran-Nya saja kita dapat mengambil sebuah documentary yang
penting, yaitu: pada waktu kita memandang dan membayangkan saat Kristus
lahir di kandang domba disebuah kota kecil Bethlehem, beranikah kita
mengeluh, menggerutu, merasa tidak puas dengan segala apa yang sudah Tuhan
anugerahkan didalam kehidupan kita? Sebagai murid Kristus (yang benar)
pernahkah kita sangka bahwa kalau jadi orang Kristen kita harus mendapatkan
banyak berkat (materi)? Dan kalau yang bukan murid Kristus mendapatkan lebih
banyak berkat (materi), apakah kita layak protes kepadaNya? Apakah kita
merasa doa kita tidak dijawab, kita kurang dipelihara, gaji kita kurang,
kita kecewa tentang banyak hal yang memicu kita untuk menentang Tuhan dan
mengklaim apa yang kita inginkan dan memperlakukan Tuhan seperti seorang
agen asuransi hidup kita. Hendaknya kita periksa sikap-sikap kita?
Kalau sampai dengan hari ini kita masih terus mengeluh tentang apa yang kita
punya dan malah mengharapkan apa yang seharusnya tidak kita terima, itu
berarti kita sudah Christmiss. Kita telah kehilangan Kristus, pusat
dan fokus kita dalam merayakan Natal. Ingatkah kita akan para gembala datang
mencari bayi Yesus yang dibungkus kain lampin? Siapapun berhak menganggap
bahwa bayi Maria adalah bayi biasa. Bayi Yesus tidak bersinar, tidak bisa
melakukan mujizat, tetapi kenapa para majus dari jarak 2 tahun perjalanan
rela datang untuk menyembah Anak itu? Jika kita teliti membaca Matius 2:11,
kita seharusnya terkejut dengan reaksi para orang majus. Dari bintang di
langit mereka tahu kalau ada manusia besar yang akan lahir dan mereka ingin
menyembahnya. Dapat kita pahami mengapa para majus itu tersesat ke Yerusalem.
Mereka pikir orang besar tersebut pasti lahir di istana, tetapi setelah
mereka sampai di istana Herodes ternyata Sang Anak Raja tidak ada di sana,
dan Bintang Timur itu menuntun mereka ke sebuah rumah di Bethlehem. Ketika
mereka melihat bayi Yesus seharusnya reaksi mereka terkejut karena Maria dan
Yesus berada di sebuah rumah yang sederhana dan di kota yang kecil.
Seharusnya mereka tidak cepat percaya bahwa bayi yang berada dihadapan
mereka adalah seorang calon raja. Mereka adalah orang-orang penting,
raja-raja dari Timur, pandai dan kaya tetapi kenapa mereka langsung
menyembah Anak yang penampilan-Nya biasa-biasa saja?
Kemudian kalau kita melihat orang-orang zaman sekarang yang datang ke sebuah
rumah dan ingin bertemu dengan Tuhan Yesus, siapa yang akan mereka sembah?
Siapa yang dilihat? Jika kita kerumah teman kita, apa yang sedang kita
bicarakan? Buku apa yang paling banyak kita miliki? Lagu-lagu apa yang
paling banyak kita miliki? Sifat-sifat apa yang selalu kita tunjukkan kepada
orang lain? Dari hal-hal ini kita bisa mengetahui apakah kita connected
(akrab) dengan Kristus atau tidak.
Evangelism is not an explosion but evangelism must be in all events.
Penginjilan tidak hanya berjalan pada waktu KKR, Natal atau paskah sekalipun,
tetapi harus injil setiap saat kita bertemu dengan siapa saja. Kita harus
senantiasa mengarahkan setiap orang kepada Kristus bukan kepada diri kita
sendiri. Kita harus senantiasa membicarakan atau menampakkan Kristus dalam
penampilan kita, kalau kita memang murid-Nya. Setiap tuturkata, perilaku,
pikiran, tindakan, dan keputusan haruslah menampilkan Kristus karena memang
itulah dokumen kita.
Icon.id
menunjukkan bahwa kita adalah sebuah icon. Kenapa icon? Karena kita
harus membayar. Kita adalah koin-koin Allah. Jika kita memiliki koin dan
koin tersebut adalah milik kaisar maka bayarlah kepada kaisar apa yang
seharusnya milik kaisar. Jika kita adalah koin Allah, berikanlah koin itu
kepada Allah seluruhnya. Kita tidak perlu menghitung-hitung berapa uang yang
harus kita persembahkan pada waktu kebaktian apabila kita belum menyerahkan
diri kita sebagai koin Allah. Kita harus senantiasa memandang kepada The
Icon (Rom 8:28-29). He is God and we are created in the image of God.
Kita diciptakan berdasarkan icon tersebut.
Saat
ini apakah kita masih membawa icon tersebut? Apa identitas kita? Ketika
orang melihat kita, icon siapakah yang mereka lihat? Milik Kaisar atau
Kristus? Jika ada orang yang melihat kita kemudian berkomentar bahwa kita
mirip dengan orang tua kita, itu wajar. Tetapi kalau orang melhat kita
lantas berkomentar kalau kita tidak mirip dengan orang tua kita,
something is wrong with us. Jika sikap, karakter, emosi, rasio, dan
tindakan kita tidak sesuai dengan icon yang asli, apakah kita masih berani
berkata bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah?
Sebagai icon Allah, orang lain harus bisa melihat kita sebagai yang sedang
mengabarkan injil, tidak perlu dengan kata-kata pun orang lain sudah tahu,
karena tindakan kita lebih nyaring dari pada perkataan kita (louder than
words). Ketika kita ke gereja, orang lain tahu karakter kita dari
penampilan kita, pakai sandal atau sepatu, cara berbicara, dll. Tidakkah
kita memakai busana yang berbeda ketika kita pergi ke pantai atau ke pesta?
Bedakah pakaian sehari-hari dan pakaian ke gereja. Yang lebih parah,
terkadang ada orang masih lebih sopan pergi ke pesta daripada ke gereja.
Icon siapa yang sedang kita tunjukkan? Inilah evangelism in all event.
Semua orang yang melihat kita seharusnya mereka seperti melihat Alkitab
terbuka. Dan hal-hal seperti ini perlu kita biasakan walaupun sulit. Apa
yang terjadi pada zaman sekarang sangat berlawanan. Mulut setiap orang
selalu penuh dengan umpatan. Bahkan orang-orang di negeri Barat banyak
menggunakan nama Kristus untuk memaki-maki orang! Ditambah banyak sekali
gereja yang mulai mengkompromikan kebenaran Tuhan dengan kebaikan manusia
yang justru melawan Tuhan. Banyak sekali hamba Tuhan yang menghilangkan
sifat eksklusifitas dari Kristus dengan alasan agar semua agama didunia
dapat berdamai sehingga mereka menerima pernyataan bahwa Kristus hanyalah
salah satu jalan dan bukan satu-satunya Jalan. Mereka sudah kehilangan arah
dan “lemah lembut” merupakan alasan untuk tidak mempertahankan kebenaran
yang mutlak.
Sensor.scan
berarti setiap saat hidup kita harus disensor. Ketika komputer kita
tiba-tiba mati dan kalau kita hidupkan kembali, komputer akan secara
otomatis memeriksa kembali struktur dari sistem komputer tersebut apakah ada
pergeseran atau tidak. Prosedur ini sering kali kita abaikan dan dilompati
begitu saja sampai suatu saat sistem tersebut macet dan sering hang.
Apa yang kita pikir cepat ternyata malah merusak dan memperlambat pekerjaan
kita. Padahal kalau kita mau bersabar, scan tersebut menolong kita
mensensor dan melindungi sistem komputer kita, sehingga bisa tetap berjalan
dengan stabil dan aman. Hal yang serupa terjadi dalam kehidupan kita. Semua
hal, baik itu yang masuk ke diri kita maupun apa yang keluar dari diri kita
harus diperiksa dan disensor terlebih dahulu. Lalu siapakah yang akan
memeriksa dan menyensor kita? Firman Tuhan itulah sensor kita. Tuhan juga
bisa memakai siapa saja untuk memperingati kita baik melalui pemberitaan
Firman, teguran saudara seiman, peristiwa tertentu, bahkan pukulan Tuhan
melalui sakit-penyakit sekalipun.
Lalu
bagaimana kita bisa menghindari kerusakan-kerusakan pada komputer? Gunakan
selalu perangkat-lunak yang orisinil. Jika kita terlalu banyak mengisi
komputer kita dengan software bajakan, maka tidak heran kalau sistem
kita sering terkena sensor karena kita menghindari prosedur-prosedur yang
telah ditentukan oleh vendor kita. Software asli memang mahal
harganya. Demikian juga dengan diri kita. Kita harus berani membayar mahal
untuk benar-benar menjadi alat yang Tuhan inginkan. Apakah engkau ingin
menjadi manusia sesungguhnya dan seutuhnya? Kembalilah kepada Tuhan. Ijinkan
Dia untuk mendidik kita dan membentuk kita menjadi manusia yang
diperkenan-Nya. Ikutilah petunjuk setiap sensor yang muncul di
hadapan kalian. Setiap saat Dia akan memeriksa isi hatimu. Jika kita akrab
dengan Firman-Nya, kita akan peka jika kita sedang disensor oleh-Nya. Tetapi
jika kita tidak peka, akan banyak sekali eror dan virus yang akan masuk dan
meracuni hidup kita.
Setiap kita harus belajar untuk menjadi manusia yang asli, tidak hanya
berlaku bagi yang berjabatan pendeta. Jika ada seseorang pendeta berhasil
menyesatkan kita dengan doktrin-doktrin yang kompromis, pendeta busuk itu
harus bertanggung jawab terhadap Tuhan, dan kita pun perlu waspada. Jangan
selalu menuntut orang lain baru kita mengekornya, karena hal itu dapat
merugikan kita. Jika kita selalu melakukan kebenaran Tuhan dalam setiap
langkah kita, Tuhan juga akan memberkati sesuai dengan kebutuhan kita,
sehingga tidak ada keluhan “God doesn’t care.”
Command.com
menunjukkan kepada kita bahwa ada perintah Tuhan bagi kita dan untuk dapat
mengerti perintah itu kita harus terus tersambung (connected) dengan
Dia. Kita harus tersambung (online) dengan inkarnasi “Yesus” ketika
Natal tiba dan kita harus mengenang Yesus yang di salib dan dipaku ketika
makan perjamuan kudus di hari Jum’at Agung dan bersukacita karena
kebangkitan-Nya di saat hari Paskah. Jika pada hari ini engkau ke gereja,
apa yang engkau cari? Pacarkah? Partner bisniskah? bagaimana kita bisa
mencari Tuhan jika masih terdapat begitu banyak urusan diri sendiri?
Untuk menyambut natal, begitu banyak perayaan yang harus dipersiapkan
sehingga terkadang kita lebih online dengan perayaan-perayaan
tersebut. Kita berjuang keras untuk mengadakan perayaan yang sangat meriah
bahkan kadang terdapat nafsu berkompetisi secara tidak langsung dengan
gereja-gereja lain. Kenapa harus begitu? Kita bisa tetap merayakan Natal
dengan sederhana. Ingatlah kembali, Yesus lahir dikandang! Banyak orang yang
mengira Yesus lahir dikandang binatang yang baunya sangat busuk. Banyak
drama Natal yang melebih-lebihkan adegan di kandang. Ini adalah kesalahan.
Kandang dimana Yesus lahir sebenarnya adalah sebuah kandang kering karena
sudah lama tidak dipakai. Jadi kandang tersebut boleh dibilang lumayan
bersih. Apalagi kandang tersebut terletak didekatnya penginapan. Penginapan
itu tidak mungkin laku kalau kandang itu berbau busuk. Alkitabpun tidak
pernah menulis komentar kalau kandang itu bau. Lalu siapa yang bilang
kandang dimana Yesus lahir terdapat banyak kotoran binatang? Siapa yang
menggambar kartu Natal bergambar kandang yang berisi binatang? Yang lebih
parah lagi ada drama Natal yang terdapat adegan orang majus bersalam-salaman
dengan gembala. Padahal antara kedatangan gembala kemudian kedatangan orang
majus memiliki rentang waktu sekitar 2 tahun. Semua kesalahan ini menandakan
kalau kita belum bisa meninggalkan berbagai macam tradisi natal, tidak
peduli dari mana tradisi itu, keabsahan tradisi itu. Siapa bilang kalau
Natal harus ada pohon Natal dan kado? Apa hubungannya dengan Natal? Itu
semua adalah sekedar simbol. Dan lebih jauh lagi, apakah semua simbol itu
bisa membuat para jemaat melihat Kristus? Apa yang dilihat non-kristen.
Seperti dua orang yang lagi chatting di komputer. Ketika salah satu orang
tersebut tiba-tiba offline, orang yang satunya akan terus mengajak
berbicara karena dia tidak sadar bahwa hubungan chatting sudah
terputus (disconnected). Dia kira dirinya masih connected.
Demikian juga antara kita dengan Tuhan. Apakah benar semua aktivitas Natal
yang kita lakukan berkenan di hati Tuhan? Atau jangan-jangan Tuhan membenci
semua itu. Sewaktu kita melakukan chatting, kita juga harus
pandai-pandai menggunakan waktu. Bila kita terlalu banyak membicarakan
urusan yang tidak penting dan tiba-tiba hubungan disconnect,
segalanya akan menjadi terlambat, karena apa yang paling penting justru
tidak pernah dibicarakan. Sewaktu connected, kita membuang waktu.
Setelah disconnected malah mencari-cari waktu. Artinya, jika kita
berbicara dengan teman ataupun dengan siapa saja, langsung hubungkan
percakapan tersebut dengan Tuhan. Ingatlah siapa kita. Kita adalah
disciples. Penginjilan bukan sesaat tetapi setiap saat dengan setiap
tingkah laku dan pembicaraan kita sesuai dengan icon kita.
Maka
untuk benar-benar merayakan natal, hanya disciples yang bisa. Pertama, semua
dokumentasi kita harus terpusat kepada Tuhan. Semua perkataan kita harus
sesuai dengan The Word yang menjadi daging.
Kedua, Kita adalah icon-icon Allah sehingga
kemanapun kita berada, kita harus dapat menunjukkan siapa diri kita, icon
siapakah kita. Berdolah jangan sampai engkau menjadi icon iblis. Bila engkau
icon iblis berarti engkau mencerminkan image iblis.
Ketiga, kita harus senantiasa siap untuk di scan
dalam setiap kehidupan kita. Apa saja yang masih belum sesuai dengan icon
itu, berjuanglah untuk semakin sesuai dengan icon tersebut. Dan pada saat
kita keluar, kita juga harus meyensor orang lain. Berdasarkan firman Tuhan,
kita berhak untuk menegur saudara seiman kita. Maka jika engkau tidak mau
ditegur, maka jangan menjadi saudara seiman. Dan kita tidak boleh sungkan
atau takut dibenci karena menegur sebuah kesalahan. Kalau kita berani
mengaku disciples tetapi kita tidak mempunyai musuh, kita bukan disciples.
Jika engkau selalu melakukan kompromi, memang semua orang akan meyenangi
dirimu, termasuk dunia karena engkau telah ditaklukan olehnya. Pada saat
kita benar-benar connected, pasti akan banyak serangan dan gangguan yang
akan meyakiti kita. Saudara seiman berarti saling menegur, saling
memperhatikan, saling menolong sehingga orang luar tahu siapa kita, siapa
guru kita. Kalau persaudaraan ini terbangun dengan baik, tidak mungkin ada
jemaat yang kaya luar biasa dan ada jemaat yang miskin luar biasa karena
akan ada saling menolong. Orang yang benar-benar miskin justru merekalah
yang malu untuk minta-minta. Justru orang kaya yang tidak tahu malu suka
minta-minta. Kalau kita tidak dapat merasakan kesusahan seperti itu berarti
kita bukan merayakan natal. Tuhan Yesus datang semiskin-miskinnya supaya
kita bisa sekaya-kayanya agar kita bisa menolong yang paling miskin
sekalipun.
Semua kehidupan kita harus terfokus pada Tuhan termasuk pekerjaan kita. Pada
saat ini ada lembaga yang membuat Alkitab yang dibagian belakangnya
dilekatkan buku nyanyian dengan tujuan agar jemaat tidak perlu susah-susah
membawa 2 buku (Alkitab dan Nyanyian). Kita perlu waspada terhadap usaha ini.
Buku nyanyian bisa berubah isinya, lalu kalau kita ingin menggantinya apakah
kita bisa menyobeknya? Hal seperti ini juga seakan menyetarakan buku
nyanyian dengan Alkitab padahal terkadang terdapat kata-kata didalam
nyanyian yang tidak benar. Kalau begitu, apa bedanya dengan kitab apokrifa
yang kita tolak? Apa sulitnya kita membawa 2 buku? Mungkin ini adalah
urusan bisnis, biar cepat laku, keuntungan maksimal. Lalu ada lagi yang di
sampul begitu bagus dengan kulit dan segala macam sampai tidak lagi
kelihatan kalau buku itu adalah Alkitab. Padahal kalau ada orang yang
melihat kita membawa Alkitab, itu sudah merupakan penginjilan atau pengakuan
bahwa kita adalah orang Kristen atau murid Kristus yang tidak malu mengakui
bahwa Yesus adalah Juruselamat kita! Paling tidak, orang itu akan tahu
kalau kita berbadah di gereja dan mungkin saja hal itu akan mengerakkan
hatinya untuk mengikuti jejak kita atau minimal bertanya tentang Kitab Injil.
Yang perlu kita tahu adalah tidak semua orang yang bertobat karena diinjili
secara langsung. Ada orang yang bertobat hanya karena temannya memberitahu
bahwa dahulu setiap bulannya almarhum suami ibu itu memberikan sumbangan
kepada gereja secara sembunyi-sembunyi ! Padahal sebelumnya orang tersebut
begitu benci kepada Tuhan karena orang-orang yang dicintainya meninggal satu
persatu dalam jangka waktu yang sangat singkat. Apakah imannya betul? Hingga
saat ini ibu itu masih tetap setia kepada Tuhan, beribadah di Gereja
Reformed. Apabila dahulu dia tidak tahu satupun lagu Reformed, sekarang dia
bisa menyanyi semua lagu Reformed. Ketika pertama kali mendengarkan khotbah
Pdt. Stephen Tong, dia sama sekali tidak mengerti kotbah yang diberitakan?
Karena terlalu berat, katanya. Lalu mengapa ia terus datang? Mula-mula
karena dia lebih suka di situ dibandingkan pergi ke gereja-gereja lain? Sungguh
berbeda dengan orang kebanyakan. Banyak orang begitu tidak mengerti apa yang
dikhotbahkan langsung lari mencari gereja lain yang lebih ringan kotbahnya.
Dia terus datang sampai pada akhirnya ia bisa menikmati kotbah-kotbah itu.
Dulu ia menyombongkan kekayaannya, sekarang dia begitu sederhana dan memakai
hidupnya untuk berusaha memperkaya orang lain. Dia mungkin tidak pernah
mengikuti kelas-kelas doktrin tetapi pada saat menginjili orang lain, namun
banyak temannya yang bertobat karena melihat kesaksian hidupnya. Dia sudah
pernah mengalami apa yang sekarang sedang dialami oleh orang-orang berdosa
itu. Inilah icon berjalan yang terdengar lebih nyaring untuk memuliakan
Kristus dari pada kata-kata kosong. Inilah disciple yang hidup.
Evangelism in all event. Inilah yang disebut connected/online.
Apakah kita terus online dengan Dia? AMIN.
Diposting Oleh : eki kawamasi
|
Jumat, 15 Juni 2012
Ringkasan Khotbah (Christmas & Discs)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar