Jumat, 15 Juni 2012

Ringkasan Khotbah (Manusia Baru di dalam Kristus)

Ringkasan Khotbah : 10 Oktober 1999
Manusia Baru di dalam Kristus
Nats : Efesus 4:20-24 (24)
Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno
Pada minggu lalu telah dibicarakan tentang perubahan iman Kristen yang bukan dilihat secara fenomena atau ritual agama melainkan merupakan satu perubahan mendasar dalam inti hidup yang sesungguhnya yaitu roh dari pikiranmu (the spirit of your mind). Dimana bagian ini dikaitkan oleh Paulus dengan II Kor 5:17, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: …" Dan saat ini kita memasuki bagian terakhir daripada seluruh konteks, satu kalimat utuh yang ditekankan oleh Paulus dalam ayat 20-24 dimana dikatakan, "Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."
Ketika kita menjadi orang Kristen, akan terjadi satu perombakan mendasar yang kalau dikaitkan dengan Rm 12:1-2 dikatakan, "Berubahlah oleh pembaharuan budimu." Dimana kata "berubahlah" menggunakan kata metamorfosa yang artinya perubahan yang menyeluruh dalam seluruh aspek sehingga bentuk bahkan naturnya pun berubah. Semua ini merupakan satu bentuk perubahan yang bukan sekedar fenomena tetapi perubahan mendasar di dalam seluruh natur kehidupan, seperti halnya seekor ulat yang menjadi kupu-kupu. Disini terdapat satu hal yang dikontraskan yaitu antara menanggalkan manusia lama (22) dengan menggenakan manusia baru (24). Hal ini bagaikan seseorang yang membuka baju yang lama (manusia lama) lalu menganti dengan sebuah baju yang baru (manusia baru). Paulus mengatakan bahwa barangsiapa yang berada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang diciptakan menurut kehendak Allah. Dua hal ini menjadi gabungan yang begitu penting untuk dimengerti. Barangsiapa didalam Kristus itu berarti Ia harus menanggalkan esensi hidup, iman dan roh pikirannya yang lama lalu masuk ke dalam esensi hidup yang baru dan iman yang sesungguhnya. Banyak orang Kristen yang ketika percaya, gagal mempercayakan diri masuk kedalam kepercayaan tersebut dan akhirnya ia hanya mau memanipulasi. Pada saat seperti itu ia gagal mengalami pembaharuan mendasar daripada roh pikirannya, dengan demikian ia belum masuk dalam pengertian iman yang sesungguhnya.
Ketika Paulus masuk kedalam pengertian "Mengenakan manusia baru," disitu ia menggunakan satu struktur kalimat yang sangat tepat. Dengan menggunakan struktur aorist middle ia ingin menekankan bahwa ketika kita harus mengenakan manusia baru, itu bukanlah dalam bentuk present tense (sebagai kontinuitas/ sekedar dapat dikerjakan setiap hari dan dapat ditukar dengan yang lama apabila bosan) melainkan sesuatu hal yang sekali dikerjakan maka harus berdampak kekekalan, terus berkelanjutan sampai akhir. Dan disini Paulus bukan menggunakan format pasif (dalam arti orang itu dipaksa untuk melakukannya) tetapi menggunakan bentuk resiprok (middle voice/ Yunani) itu lebih kearah perlakuan yang kembali pada diri sendiri. Kalau saya memutuskan mengenakan manusia baru, berarti saya siap untuk berjalan dalam pertimbangan hidup manusia baru. Karena itu Paulus mengatakan, tidak akan mungkin kondisi ayat 24 dapat dikerjakan kecuali ayat 23 telah dapat diselesaikan sebab roh pikiran kita tidak akan memungkinkan untuk rela menggarap dan menjadikan hal seperti itu.
Apakah kita berpikir kalau menjadi orang Kristen dan akhirnya dilarang tidak boleh bohong, korupsi, nepotisme, melakukan berbagai macam kecurangan dan kejahatan, itu dianggap sebagai suatu kesulitan? Bukankah ketika Tuhan mengajar dan membatas kita maka seluruh larangan dan batasan diatur demi kebaikan kita, demi kita dapat menjadi manusia sejati yang mempermuliakan Tuhan. Pada saat seperti itu mari kita memikirkan kembali, mengapa kita sulit untuk mengenakan manusia baru? Pada hakekatnya itu karena roh pikiran kita belum dibuka oleh Tuhan, karena ketika ia boleh sadar kalau hidupnya dicengkeram dosa, terbelenggu dan menghancurkan, ia akan dengan rela keluar dari situ untuk kembali pada kondisi manusia baru. Bukankah itu merupakan satu anugerah yang terlalu besar? Bagi saya iman Kristen sejati adalah yang sudah mengenakan manusia baru. Karena esensi daripada kekristenan tidak dapat diganti sebab itu merupakan inti yang sudah merubah dia. Ia tidak akan ingin untuk kembali pada manusia lama karena ia sangat sadar kalau ia kembali, itu tidak akan menguntungkannya tetapi justru menghancurkan dan tindakan bunuh diri yang sangat merugikannya. Inilah yang Paulus tekankan dalam hidup kita yang berarti bagaimana perubahan iman Kristen bukan secara otomatis terjadi tetapi merupakan satu tugas perjuangan karena Tuhan sudah membuka pengertian kita.
Selanjutnya, dalam point kedua Paulus langsung membatasi dengan kalimat kedua supaya tidak timbul adanya kesalahan. Sebab hal ini dapat menjadikan orang Kristen sombong ketika ia sukses dan dapat berubah. Padahal disatu pihak kita berjuang tetapi dilain pihak yang memungkinkan hal itu terjadi adalah karena kehendak Allah. Tuhanlah yang berinisiatif sehingga hal itu mungkin terjadi. Banyak orang salah mengerti di dalam pengertian Theologi Reformed karena salah menangkap antara perjuangan manusia dengan kedaulatan Allah yang bekerja. Karena ketika orang Kristen menangkap konsep kedaulatan Allah dan predestinasi maka orang Kristen jadi berpikir untuk semua itu tidak diperlukan perjuangan. Alkitab mengatakan bahwa disatu pihak Tuhan memang berdaulat dan menetapkan ciptaan berdasarkan kehendak Allah. Penciptaan memang diluar kemampuan kita untuk memilih, termasuk juga ciptaan ulang. Setiap kita waktu lahir itu merupakan anugerah kedaulatan yang membuat kita boleh lahir. Dan waktu Tuhan mendatangi saudara dan membentuk satu titik temu dimana saudara bertobat hari itu, tidak pernah saudara mungkin bayangkan kalau hari itu akan bertobat. Disini kita tidak dapat mendualismekan antara Allah menetapkan dan memilih kita, dengan kita meloloskan diri dari tugas auris midle "mengenakan manusia baru" yang Tuhan tuntut untuk kita bekerja dan melayani. Bagaimana kita harus berubah di dalam seluruh roh pikiran untuk boleh kembali pada Tuhan. Saudara, kalau kita mengerti hal ini, baru Tuhan bawa kedalam satu konsep yang lebih dalam yaitu kita boleh mulai memparadokskan bagaimana Allah di dalam kehendaknya sedang memimpin saudara dan saya untuk boleh berubah sehingga tidak ada satupun daripada kita yang berhak sombong ketika Tuhan mengubah kita.
Sekali lagi saya kembali pada hal yang pertama dimana ketika Paulus mengatakan, "Engkau berbeda," Itu karena Tuhan beranugerah. Kita dapat mengalami pembaharuan pikiran karena kita dicipta ulang dalam kehendak Allah di dalam Kristus sehingga kita menanggalkan manusia lama dan menggenakan manusia baru. Saudara dapat melihat seluruh struktur ini. Kekristenan adalah satu kondisi dimana roh pikiran kita diperbaharui sehingga ketika kita melakukan sesuatu, kita melakukannya karena Tuhan memimpin Roh pikiran dan itu menjadi natur saya untuk mau menyenangkan Tuhan. Konsep seperti ini menjadikan kita kembali pada dasar yang paling dasar yaitu the will of God dalam hidup kita. Kemungkinan saudara dan saya untuk masuk ke dalam point kedua, ini bukanlah hal yang sederhana. Seberapa jauh dalam hidup, kita berdoa supaya hari ini Tuhan pimpin sehingga kita boleh menjalankan kehendaknya. Ataukah setiap hari saudara berdoa namun tidak pernah melihat kehendak Allah yang mencipta saudara secara baru dan gagal kembali mengerti esensi daripada manusia baru tersebut. Disini yang saya harapkan Tuhan mengubah, membentuk dan mengajar kita.
Dalam ayat 24 Paulus ketat sekali menambahkan kata sesungguhnya. Di tengah dunia ini seringkali terjadi kepalsuan yang begitu kelihatan indah, benar dan kudus tetapi sebenarnya didalamnya terdapat kepalsuan yang luar biasa. Bagaimana saya kembali pada kehendak Alah, iman yang sejati di dalam struktur religiusitas yang diterapkan secara tepat. Hanya satu kemungkinan yaitu saya kembali pada Allah yang mencipta ulang dan membentuk kembali sebagai satu ciptaan yang baru dimana kembalinya kita kepada kehendak Allah yang sejati. Seberapa banyak kita boleh sama-sama bergumul menjadi anak-anak Tuhan yang sesungguhnya? Semakin hari dari generasi ke genarasi bukan menjadi dunia yang semakin enak tetapi justru semakin sulit yang akan mereka alami. Mungkinkah kita masih hidup berkenan kepada Allah? Disaat seperti itu, bagaimana Kekristenan mengajar jemaat dan jemaat mau saling dibina untuk benar-benar mentaati kehendak Tuhan. Saya mengharapkan dari seluruh jajaran Kekristenan boleh belajar mengerti kebenaran, bergumul bersama dan menggarap kehendak Allah.
Berjuta pil Estesi setiap hari dieksport ke seluruh dunia dan di Indonesia setiap hari ratusan ribu dikomsumsi oleh anak SD hingga orang tua. Saudara dapat membayangkan kesulitan seperti ini dan ini yang akan dihadapi oleh generasi yang akan datang. Kalau kita menjadi orang-orang yang di tengah dunia seperti ini, kita melihat situasi yang begitu rumit maka bagaimana kita masih mempunyai kekuatan untuk taat kepada Tuhan sementara tekanan dari sekeliling begitu berat. Betapa sulit kita bertahan untuk menjalankan kehendak Tuhan dalam situasi seperti ini. Biarlah kekuatan pembinaan yang boleh kita dapatkan dari firman Tuhan itu terus menguatkan hati kita, mendorong kita untuk boleh dipakai Tuhan menjadi berkat bagi orang lain, memberitakan injil dan menyatakan kebenaran sehingga banyak orang diluar yang boleh tertolong dari kehidupan mereka yang rusak. Siapa yang dapat melakukannya? Alangkah parahnya kalau kita sendiri yang sampai terjebak masuk kedalam situasi itu? Saya terus mengajak kita bergumul dan memikirkan hal ini. Tuhan ketika menginginkan kita mengenakan manusia baru, itu bukanlah hal yang sederhana tetapi saya percaya bahwa itulah kunci kita menjadi manusia yang sejati seperti yang Tuhan inginkan. Mari kembali dan menguatkan diri melalui Firman. Saya sangat kuatir kalau gereja sudah tidak memberitakan Firman dengan kokoh, tidak lagi mengajarkan kebenaran yang sejati dan hanya mau menyenangkan telinga pendengar. Mari kita dipakai Tuhan menjadi orang-orang yang di tengah jaman berani bersuara dan menyatakan, berani menolong orang lain yang di dalam kesulitan meskipun untuk itu kita teraniaya. Kalau kita harus mengalami hal seperti itu, relakah kita, demi dunia ini masih melihat secercah pengharapan karena kita telah terlebih dahulu maju melihat hal itu. Biarlah Tuhan pakai, bentuk dan perbaharui kita dengan satu tekad mau mengenakan manusia baru demi untuk kemuliaan Tuhan. Amin.

Diposting Oleh : eki kawamasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar