Jumat, 15 Juni 2012

Ringkasan Khotbah (Creator, Creation & Creativity: Creativity & True Beauty)

Ringkasan Khotbah : 28 November 2003
Creator, Creation & Creativity: Creativity & True Beauty
Nats: Maz 19:2. 27-4
Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno
 Pembinaan pada malam hari ini adalah pembinaan terakhir dari rangkaian pembinaan pemuda yang bertema “Creator, Creations, & Creativity”. Pada beberapa minggu lalu kita telah belajar bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dan kita juga telah mengetahui bahwa ternyata Allah yang kita sembah adalah Allah yang kreatif dalam mencipta sehingga, manusia secara natur pasti kreatif juga walaupun didalam bidang yang berbeda-beda dan tingkat kreativitas yang tidak sama. Dari beberapa kalimat ini, telah terbukti bahwa manusia tidak sama dengan binatang. Walaupun binatang bisa membangun sebuah sarang, bukan berarti binatang bisa berkreativitas tetapi sekedar naluri. Seekor burung tidak pernah bisa membangun sarangnya dengan berbagai macam model. Jadi manusia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang dicipta untuk bisa mencipta seperti Dia, tentunya dengan kualitas turunan.
Kemudian, manusia yang diciptakan dengan berbagai macam kemampuan ternyata telah jatuh kedalam dosa dan berani menggunakan kreativitasnya untuk melawan Allah. Dosa tidak menghilangkan gambar dan rupa Allah yang ada pada diri manusia tetapi dosa telah menghancurkannya sehingga sampai dengan hari ini manusia masih bisa berkreativitas tetapi hanya menghasilkan kerusakan. Prinsip dari bagaimana berkreativitas seharusnya kembali kepada Allah tetapi dosa telah menghancurkan hubungan manusia dengan Allah. Manusia telah kehilangan sumber kreativitasnya, dan hal ini mengakibatkan manusia mengikuti kreativitas iblis. Jika engkau pada hari ini tidak bergaul dengan Tuhan, engkau pasti sedang bergaul dengan iblis. Jika engkau semakin akrab dengan iblis, setiap hari kreativitasmu akan semakin mirip dengan kreativitas iblis. Berbeda dengan anak-anak Tuhan. Setiap orang yang takut untuk berbuat dosa, dia akan tertahan untuk menjauhkan kreativitasnya dari kecemaran. Dan satu-satunya orang yang bisa menjaga dirinya dari kecemaran dan dosa adalah Yesus Kristus. Maka Kristus sungguh layak dan satu-satunya yang layak untuk mejadi teladan bagi kita.
Ketika kita telah menerima anugerah keselamatan dan pengampunan dosa, hal itu seharusnya membuat kita semakin waspada dan berjuang untuk menghindari pencemaran. Tuhan telah memperbaiki kerusakan gambar dan rupa Allah pada diri kita sehingga kreativitas kita seharunya mengandung 5 unsur, yaitu :
Keindahan. Allah telah menciptakan alam semesta dan seluruh isinya dengan penuh keindahan. Allah mengerti apa itu keindahan tetapi dengan sombongnya manusia merasa dirinya lebih mengerti tentang keindahan. Keindahan yang asli seharusnya dikembalikan kepada Tuhan bukan kepada diri kita sendiri.
Kebenaran. Jika Allah adalah sumber kebenaran maka kreativitas kita juga seharusnya disertai dengan unsur kebenaran. Kreativitas tidak boleh dicampur aduk dengan penipuan. Celakalah engkau yang suka menipu orang ! Kreativitas kita seharusnya membawa setiap orang mau kembali kepada kebenaran yang sejati, bukan malah merasa ditipu.
Harmonis. Allah menciptakan seluruh dunia ini bukan dengan keseragaman karena didalam keseragaman tidak ada keharmonisan. Sebaliknya, ketika Allah menciptakan seluruh dunia ini tidak seragam, itu bukan berarti saling bertentangan tetapi harmonis. Jika kita melihat karya-karya postmodern, kita akan melihat warna-warna yang tidak harmonis dan ironisnya, itulah yang dianggap indah. Semakin berani, jadinya semakin aneh. Begitu juga dengan dunia musik. Banyak sekali pemusik-pemusik zaman sekarang yang sengaja memasukkan nada-nada false kedalam musik mereka untuk memberikan nuansa frustasi dan stres. Contoh yang paling jelas adalah musik jazz dan blues. Jika kita belajar sejarah, kita akan mengetahui bahwa musik jazz dan blues diciptakan oleh orang-orang yang sedang dalam keadaan tertekan. Mereka merasa dunia ini tidak ada lagi keindahan sehingga mereka mengungkapkan perasaan tersebut dengan nada-nada yang tidak harmonis. Maka jika kita sering mendengarkan lagu-lagu seperti itu, kita akan ikut menjadi stres dan akhirnya kita akan menjadi malas bekerja, tidak mau berjuang, tidak mau menerima tantangan, dan hidup kita menjadi redup. Sebaliknya jika kita mendengarkan lagu-lagu sejenis rock dan disco, lama-lama kita akan mempunyai jiwa seorang pemberontak.
Dinamis. Tuhan menciptakan dunia ini dengan kreatif yang tidak statis. Satu keistimewaan dalam penciptaan Tuhan adalah adanya waktu yang membuat proses terus terjadi. Tuhan menginginkan dunia kita dinamik. Kreativitas manusia tidak pernah sempurna sehingga perlu diproses dan dikembangkan terus-menerus untuk menjadi semakin baik. Dari sini kita tahu bahwa orang kristen harus kreatif yang dinamik. Jika kita pernah menghasilkan keindahan, kreativitas kita tidak berhenti sampai disitu. Jika kita pernah melihat keindahan, bukan berarti hanya itu saja yang indah. Yang perlu kita ingat, suatu kebenaran tidak perlu dikembangkan, tetapi seluruh implikasinya perlu dikembangkan.
Adanya kemuliaan Tuhan. Indah dan benar sejajar dengan agung dan mulia. Maka ketika kita berkreativitas, pikirkanlah hal yang indah dan mulia sehingga hasil kreativitas kita bernilai tinggi dan anggun. Kita perlu belajar untuk menghargai suatu keanggunan yang baik, bukan menghargai kehinaan. Walaupun dunia sudah terbalik, kita tidak perlu ikut terbalik. Dunia tidak akan menghargai apabila engkau tulus. Dunia tidak akan menghargai apabila engkau mencintai Tuhan. Tetapi dunia akan menghargai engkau apabila engkau kaya. Dunia akan menghargai engkau apabila engkau cantik. Orang-orang dunia tidak bisa menghargai apa yang patut dihargai sehingga mereka lebih menghargai yang hina dan menghina yang berharga. Dari sini kita baru tahu kenapa Inul bisa begitu dihargai oleh masyarakat. Maka kita sebagai orang kristen seharusnya menjadi teladan bagi dunia. Kita tidak usah menghargai apa yang yang tidak perlu dihargai. Bahkan kalau bisa hendaknya kita menghindar untuk memberikan apresiasi dan keuntungan bagi mereka. Jangan mendukung orang-orang yang suka bermain-main dengan uang, nafsu, atau tipuan-tipuan yang bisa menjebak pikiran orang (termasuk MLM) !
Kreativitas yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita perlu untuk selalu dijaga walaupun begitu banyak tantangan dan cobaan yang akan kita hadapi. Selain itu kita juga perlu tahu bagaimana kita mengembangkan kreativitas kita ditengah-tengah dunia yang berdosa. Jika kita meneliti dibeberapa sekolah besar, murid-muridnya diijinkan untuk mengembangkan kreativitasnya dengan sangat liar. Bukan murid yang mengikuti guru tetapi guru yang mengikuti murid. Inilah sekolah modern. Pernahkah saudara menemui anak yang sengaja menggambar lembu hijau ? Banyak guru akan berkomentar yang intinya mengatakan : “itulah kreativitas, kita tidak boleh melarang dia. Biarkan dia kreatif, lucu kan ?”. Inilah guru gila ! Hanya ada 2 kemungkinan apabila ada seorang anak yang menggambar lembu hijau : anak tersebut memang tidak tahu lembu itu seharusnya berwarna apa atau anak tersebut tidak waras. Seorang guru akan mengetahui anak tersebut dari jawabannya. Kalau dia memang tidak tahu warnanya seekor lembu, dia akan balik bertanya kepada gurunya. Tetapi jika dia tahu maka dia mungkin akan mengatakan “suka-suka !”. Dari sini bisa kita tahu bahwa anak tersebut mempunyai jiwa yang suka memberontak. Dia tahu warna seekor lembu tapi di sengaja melawan kebenaran. Kemungkinan yang lain dia akan menjawab “lembunya saya cat hijau !”. Jawaban ini cukup kreatif tetapi anak tersebut mempunyai kelainan jiwa.  Dari sini kita juga bisa tahu bahwa anak tersebut mempunyai jiwa yang suka menganiaya. Tetapi kalau kita melihat, seberapa banyak guru yang dapat melihat hal yang demikian gawat ? Tidak ada ! Maka jika kita sekolah ataupun menyekolahkan anak kita, kita perlu berhati-hati. Jika anak kita dididik oleh guru yang gila, maka jangan heran jika anak kita juga akan ikut menjadi gila. Mungkin guru yang mengajar mempunyai gelar Phd, magister, profesor, doktor, dll, tetapi jika dia adalah orang dunia, semakin dia pandai itu berarti dia semakin bodoh. Pandai atau bodoh bukan diukur dari gelar tetapi dari takut kepada Tuhan, dan orang dunia kalau semakin pandai pasti semakin tidak takut kepada Tuhan (Ams 1:7). Maka kita sebagai anak Tuhan tidak perlu menonjolkan gelar kita. Apa yang engkau bisa, itu lebih penting daripada gelarmu. Apakah kualitas dirimu sesuai dengan gelarmu ? Betapa kasihan dirimu jika orang lain menghargai engkau hanya karena engkau mempunyai banyak gelar.
Kreativitas yang sejati harus sejajar dengan estetika yang sejati. Hasil kreativitas seseorang tidak akan menjadi baik tanpa adanya unsur estetika. Dan untuk mendapatkan/melihat unsur estetika dari suatu hasil kreativitas, kita memerlukan kepekaan hati. Melalui Mzm 19:2 Alkitab memberitahu kita suatu wahyu umum, yaitu alam menampilkan keindahan akan pekerjaan Tuhan. Apakah kita dapat melihat pekerjaanNya ? Apakah kita setuju dengan kalimat tersebut ? Sebagai manusia yang dicerahkan oleh roh kudus seharusnya kita dapat melihat semuanya itu. Terlebih lagi, Mzm 27:4 seharusnya menjadi komitmen hidup kita, yaitu tinggal didalam rumah Tuhan karena untuk mengejar keindahanNya dan menikmati kenyamanan bersama dengan Dia.
Kunci pertama untuk melihat dan menilai suatu hasil kreativitas manusia, kita harus mempunyai hati yang murni dihadapan Tuhan. Kalau kita dapat melihat segala sesuatu dengan hati yang murni, kita tidak akan terseret oleh dunia ini dengan segala ketidak murniannya. Semakin hati kita murni, kita akan semakin tidak menyukai apa yang tidak murni dan segala sesuatu yang dapat membuat menjadi tidak murni. Pada hari ini, banyak orang yang lebih suka anak-anak yang menari dengan gerakan yang aneh-aneh dan memakai baju yang seksi karena mereka menganggap hal itu lucu. Apakah benar itu lucu ? Kenapa banyak orang menyukainya ? Apa yang mereka senangi itu merupakan pantulan dari suatu jiwa yang mereka inginkan. Apa yang orang inginkan adalah tidak lebih dari sekedar nafsu dan seksualitas. Lebih celakanya lagi, anak-anak tidak bisa menolak akan hal seperti ini. Hal seperti ini tidak hanya terjadi di luar negeri tetapi bahkan di gereja, di sekolah, dan dimana-mana. Mungkin kalau kita lihat hari ini, dunia timur (termasuk indonesia) masih jauh lebih baik dari dunia barat, tetapi kalau kita melihat dunia timur beberapa tahun lalu, kita akan melihat bahwa masa depan dunia timur juga tidak akan kalah dengan dunia barat. Satu-satunya cara untuk merubah hati kita supaya menjadi peka adalah dengan tekun berlatih. Jika kita terus menerus melatih hati kita dengan melihat keindahan yang sejati, kreativitas yang sejati, maka ketika kita melihat sesuatu yang tidak benar, hati kita akan merasakannya.
Kedua, roh kita seharusnya dibawa untuk melihat keindahan dan kemurnian akan pekerjaan Tuhan dan ciptaan-ciptaanNya. Kita harus akui bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan cantik sehingga keindahan yang sejati hanyalah milik Tuhan. Dan kita dapat melihat dan menikmati semuanya itu ketika kita bergaul denganNya dan di gerejaNya. Orang yang telah masuk kedalam keindahan yang sejati harus memiliki ciri-ciri : pertama, orang tersebut harus dapat menikmati keindahan iman kristen yang baik. Kalau kita tidak bisa menghargai keindahan iman kristen yang baik, maka kita pasti tidak mempunyai iman yang baik dan keindahan yang baik pula. Kedua, orang tersebut harus mempunyai jiwa yang mau bergaul dekat dan peka terhadap pimpinan Tuhan. Kedua ciri-ciri ini akan selalu menjadi citra bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mencintai keindahan Tuhan, begitu juga sebaliknya. Maka bagi orang yang sudah terbiasa hidup kotor, dia pasti tidak suka dengan rumah Tuhan. Dia tidak akan pernah suka diajak ke gereja atau ke persekutuan karena : pertama, ada perasaan bersalah karena setiap ke gereja, hatinya selalu tertegur sehingga dia akan merasa dirinya kotor. Kedua, ada perasaan terancam/berbeda karena segala sesuatu yang berada di pikirannya berbeda total bahkan berlawanan dengan Firman Tuhan. Celakanya, pada saat ini banyak sekali gereja-gereja Tuhan yang berkompromi dengan orang-orang semacam ini sehingga para hamba Tuhan merubah konsep supaya gereja bisa diterima oleh dunia. Gereja dijalankan dengan hukum ekonomi  “supply and demand”. Apa yang diinginkan oleh orang-orang dunia, gereja akan berusaha keras memberikannya. Dan gereja-gereja seperti ini telah kehilangan keindahan dan kemuliaan yang sejati.
Ketiga, Tuhan memberikan kemampuan kepada kita untuk dapat melihat keindahan secara proporsional. Tuhan juga telah menciptakan segala sesuatu dengan tatanan yang tepat/proporsional, termasuk juga manusia. Kalau kita melihat tubuh kita, semua bagian tubuh kita tersusun dengan sangat tepat, indah, dan fungsional. Demikian juga dengan tatanan alam semesta kita. Maka dari sini Tuhan menginginkan kita menjadi manusia yang kreatif disertai dengan tatanan yang tepat dan selaras. Komposisi nada didalam lagu dan komposisi warna didalam lukisan seharusnya harmonis dan tepat sehingga hasil kreativitas kita mengandung keindahan dan ketika terdapat orang yang melihatnya, orang tersebut dapat bersyukur kepada Tuhan. Sebaliknya jika kita terbiasa untuk berkreativitas tanpa mempedulikan proporsional dan keharmonisan, kreativitas kita akan dimanfaatkan oleh iblis sehingga semua hasil kreativitas kita akan mencerminkan citra iblis.
Keempat, setiap kreativitas kita hendaknya bersifat membangun nilai yang tepat. Value system yang tepat akan membangun hati, hidup, perilaku, pikiran, dan tindakan yang tepat pula. Orang dunia lebih menghargai apa yang tidak berguna dan membuang apa yang berharga, inilah orang bodoh. Didalam menilai dan melakukan sesuatu, kita harus melihat yang paling esensial sehingga kita tidak dipengaruhi oleh dunia ini dan terseret kedalam kebodohan. Dan value system yang tepat hanya didapatkan dalam Firman Tuhan. Firman Tuhan yang akan menjadi prinsip-prinsip didalam mengembangkan kreativitas kita sehingga apa yang tidak disukai oleh Tuhan, kita juga tidak akan menyukainya. Semua ini dapat diwujudkan jika kita mengerti kehendakNya. Ketika kita bergaul akrab denganNya, kita akan mengerti kehendakNya. Dan ketika kita mengerti kehendakNya, hidup dan kreativitas kita akan memancarkan keindahan yang sejati, amin.

Diposting OLeh : eki kawamasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar