Ringkasan Khotbah : 28 November 2003 |
|
||
Creator, Creation & Creativity:
Creativity & True Beauty
|
|||
Nats: Maz 19:2. 27-4
Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno
|
|||
Pembinaan pada malam hari ini adalah pembinaan
terakhir dari rangkaian pembinaan pemuda yang bertema “Creator, Creations, &
Creativity”. Pada beberapa minggu lalu kita telah belajar bahwa manusia
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dan kita juga telah mengetahui
bahwa ternyata Allah yang kita sembah adalah Allah yang kreatif dalam
mencipta sehingga, manusia secara natur pasti kreatif juga walaupun didalam
bidang yang berbeda-beda dan tingkat kreativitas yang tidak sama. Dari
beberapa kalimat ini, telah terbukti bahwa manusia tidak sama dengan
binatang. Walaupun binatang bisa membangun sebuah sarang, bukan berarti
binatang bisa berkreativitas tetapi sekedar naluri. Seekor burung tidak
pernah bisa membangun sarangnya dengan berbagai macam model. Jadi manusia
adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang dicipta untuk bisa mencipta seperti
Dia, tentunya dengan kualitas turunan.
Kemudian, manusia yang diciptakan dengan
berbagai macam kemampuan ternyata telah jatuh kedalam dosa dan berani
menggunakan kreativitasnya untuk melawan Allah. Dosa tidak menghilangkan
gambar dan rupa Allah yang ada pada diri manusia tetapi dosa telah
menghancurkannya sehingga sampai dengan hari ini manusia masih bisa
berkreativitas tetapi hanya menghasilkan kerusakan. Prinsip dari bagaimana
berkreativitas seharusnya kembali kepada Allah tetapi dosa telah
menghancurkan hubungan manusia dengan Allah. Manusia telah kehilangan sumber
kreativitasnya, dan hal ini mengakibatkan manusia mengikuti kreativitas
iblis. Jika engkau pada hari ini tidak bergaul dengan Tuhan, engkau pasti
sedang bergaul dengan iblis. Jika engkau semakin akrab dengan iblis, setiap
hari kreativitasmu akan semakin mirip dengan kreativitas iblis. Berbeda
dengan anak-anak Tuhan. Setiap orang yang takut untuk berbuat dosa, dia akan
tertahan untuk menjauhkan kreativitasnya dari kecemaran. Dan satu-satunya
orang yang bisa menjaga dirinya dari kecemaran dan dosa adalah Yesus
Kristus. Maka Kristus sungguh layak dan satu-satunya yang layak untuk mejadi
teladan bagi kita.
Ketika kita telah menerima anugerah keselamatan
dan pengampunan dosa, hal itu seharusnya membuat kita semakin waspada dan
berjuang untuk menghindari pencemaran. Tuhan telah memperbaiki kerusakan
gambar dan rupa Allah pada diri kita sehingga kreativitas kita seharunya
mengandung 5 unsur, yaitu :
Keindahan. Allah telah menciptakan alam
semesta dan seluruh isinya dengan penuh keindahan. Allah mengerti apa itu
keindahan tetapi dengan sombongnya manusia merasa dirinya lebih mengerti
tentang keindahan. Keindahan yang asli seharusnya dikembalikan kepada Tuhan
bukan kepada diri kita sendiri.
Kebenaran. Jika Allah adalah sumber
kebenaran maka kreativitas kita juga seharusnya disertai dengan unsur
kebenaran. Kreativitas tidak boleh dicampur aduk dengan penipuan. Celakalah
engkau yang suka menipu orang ! Kreativitas kita seharusnya membawa setiap
orang mau kembali kepada kebenaran yang sejati, bukan malah merasa ditipu.
Harmonis. Allah menciptakan seluruh dunia
ini bukan dengan keseragaman karena didalam keseragaman tidak ada
keharmonisan. Sebaliknya, ketika Allah menciptakan seluruh dunia ini tidak
seragam, itu bukan berarti saling bertentangan tetapi harmonis. Jika kita
melihat karya-karya postmodern, kita akan melihat warna-warna yang tidak
harmonis dan ironisnya, itulah yang dianggap indah. Semakin berani, jadinya
semakin aneh. Begitu juga dengan dunia musik. Banyak sekali pemusik-pemusik
zaman sekarang yang sengaja memasukkan nada-nada false kedalam musik mereka
untuk memberikan nuansa frustasi dan stres. Contoh yang paling jelas adalah
musik jazz dan blues. Jika kita belajar sejarah, kita akan mengetahui bahwa
musik jazz dan blues diciptakan oleh orang-orang yang sedang dalam keadaan
tertekan. Mereka merasa dunia ini tidak ada lagi keindahan sehingga mereka
mengungkapkan perasaan tersebut dengan nada-nada yang tidak harmonis. Maka
jika kita sering mendengarkan lagu-lagu seperti itu, kita akan ikut menjadi
stres dan akhirnya kita akan menjadi malas bekerja, tidak mau berjuang,
tidak mau menerima tantangan, dan hidup kita menjadi redup. Sebaliknya jika
kita mendengarkan lagu-lagu sejenis rock dan disco, lama-lama kita akan
mempunyai jiwa seorang pemberontak.
Dinamis. Tuhan menciptakan dunia ini
dengan kreatif yang tidak statis. Satu keistimewaan dalam penciptaan Tuhan
adalah adanya waktu yang membuat proses terus terjadi. Tuhan menginginkan
dunia kita dinamik. Kreativitas manusia tidak pernah sempurna sehingga perlu
diproses dan dikembangkan terus-menerus untuk menjadi semakin baik. Dari
sini kita tahu bahwa orang kristen harus kreatif yang dinamik. Jika kita
pernah menghasilkan keindahan, kreativitas kita tidak berhenti sampai
disitu. Jika kita pernah melihat keindahan, bukan berarti hanya itu saja
yang indah. Yang perlu kita ingat, suatu kebenaran tidak perlu dikembangkan,
tetapi seluruh implikasinya perlu dikembangkan.
Adanya kemuliaan Tuhan. Indah dan benar
sejajar dengan agung dan mulia. Maka ketika kita berkreativitas, pikirkanlah
hal yang indah dan mulia sehingga hasil kreativitas kita bernilai tinggi dan
anggun. Kita perlu belajar untuk menghargai suatu keanggunan yang baik,
bukan menghargai kehinaan. Walaupun dunia sudah terbalik, kita tidak perlu
ikut terbalik. Dunia tidak akan menghargai apabila engkau tulus. Dunia tidak
akan menghargai apabila engkau mencintai Tuhan. Tetapi dunia akan menghargai
engkau apabila engkau kaya. Dunia akan menghargai engkau apabila engkau
cantik. Orang-orang dunia tidak bisa menghargai apa yang patut dihargai
sehingga mereka lebih menghargai yang hina dan menghina yang berharga. Dari
sini kita baru tahu kenapa Inul bisa begitu dihargai oleh masyarakat. Maka
kita sebagai orang kristen seharusnya menjadi teladan bagi dunia. Kita tidak
usah menghargai apa yang yang tidak perlu dihargai. Bahkan kalau bisa
hendaknya kita menghindar untuk memberikan apresiasi dan keuntungan bagi
mereka. Jangan mendukung orang-orang yang suka bermain-main dengan uang,
nafsu, atau tipuan-tipuan yang bisa menjebak pikiran orang (termasuk MLM) !
Kreativitas yang telah Tuhan anugerahkan kepada
kita perlu untuk selalu dijaga walaupun begitu banyak tantangan dan cobaan
yang akan kita hadapi. Selain itu kita juga perlu tahu bagaimana kita
mengembangkan kreativitas kita ditengah-tengah dunia yang berdosa. Jika kita
meneliti dibeberapa sekolah besar, murid-muridnya diijinkan untuk
mengembangkan kreativitasnya dengan sangat liar. Bukan murid yang mengikuti
guru tetapi guru yang mengikuti murid. Inilah sekolah modern. Pernahkah
saudara menemui anak yang sengaja menggambar lembu hijau ? Banyak guru akan
berkomentar yang intinya mengatakan : “itulah kreativitas, kita tidak boleh
melarang dia. Biarkan dia kreatif, lucu kan ?”. Inilah guru gila ! Hanya ada
2 kemungkinan apabila ada seorang anak yang menggambar lembu hijau : anak
tersebut memang tidak tahu lembu itu seharusnya berwarna apa atau anak
tersebut tidak waras. Seorang guru akan mengetahui anak tersebut dari
jawabannya. Kalau dia memang tidak tahu warnanya seekor lembu, dia akan
balik bertanya kepada gurunya. Tetapi jika dia tahu maka dia mungkin akan
mengatakan “suka-suka !”. Dari sini bisa kita tahu bahwa anak tersebut
mempunyai jiwa yang suka memberontak. Dia tahu warna seekor lembu tapi di
sengaja melawan kebenaran. Kemungkinan yang lain dia akan menjawab “lembunya
saya cat hijau !”. Jawaban ini cukup kreatif tetapi anak tersebut mempunyai
kelainan jiwa. Dari sini kita juga bisa tahu bahwa anak tersebut mempunyai
jiwa yang suka menganiaya. Tetapi kalau kita melihat, seberapa banyak guru
yang dapat melihat hal yang demikian gawat ? Tidak ada ! Maka jika kita
sekolah ataupun menyekolahkan anak kita, kita perlu berhati-hati. Jika anak
kita dididik oleh guru yang gila, maka jangan heran jika anak kita juga akan
ikut menjadi gila. Mungkin guru yang mengajar mempunyai gelar Phd, magister,
profesor, doktor, dll, tetapi jika dia adalah orang dunia, semakin dia
pandai itu berarti dia semakin bodoh. Pandai atau bodoh bukan diukur dari
gelar tetapi dari takut kepada Tuhan, dan orang dunia kalau semakin pandai
pasti semakin tidak takut kepada Tuhan (Ams 1:7). Maka kita sebagai anak
Tuhan tidak perlu menonjolkan gelar kita. Apa yang engkau bisa, itu lebih
penting daripada gelarmu. Apakah kualitas dirimu sesuai dengan gelarmu ?
Betapa kasihan dirimu jika orang lain menghargai engkau hanya karena engkau
mempunyai banyak gelar.
Kreativitas yang sejati harus sejajar dengan
estetika yang sejati. Hasil kreativitas seseorang tidak akan menjadi baik
tanpa adanya unsur estetika. Dan untuk mendapatkan/melihat unsur estetika
dari suatu hasil kreativitas, kita memerlukan kepekaan hati. Melalui Mzm
19:2 Alkitab memberitahu kita suatu wahyu umum, yaitu alam menampilkan
keindahan akan pekerjaan Tuhan. Apakah kita dapat melihat pekerjaanNya ?
Apakah kita setuju dengan kalimat tersebut ? Sebagai manusia yang dicerahkan
oleh roh kudus seharusnya kita dapat melihat semuanya itu. Terlebih lagi,
Mzm 27:4 seharusnya menjadi komitmen hidup kita, yaitu tinggal didalam rumah
Tuhan karena untuk mengejar keindahanNya dan menikmati kenyamanan bersama
dengan Dia.
Kunci pertama untuk melihat dan menilai
suatu hasil kreativitas manusia, kita harus mempunyai hati yang murni
dihadapan Tuhan. Kalau kita dapat melihat segala sesuatu dengan hati yang
murni, kita tidak akan terseret oleh dunia ini dengan segala ketidak
murniannya. Semakin hati kita murni, kita akan semakin tidak menyukai apa
yang tidak murni dan segala sesuatu yang dapat membuat menjadi tidak murni.
Pada hari ini, banyak orang yang lebih suka anak-anak yang menari dengan
gerakan yang aneh-aneh dan memakai baju yang seksi karena mereka menganggap
hal itu lucu. Apakah benar itu lucu ? Kenapa banyak orang menyukainya ? Apa
yang mereka senangi itu merupakan pantulan dari suatu jiwa yang mereka
inginkan. Apa yang orang inginkan adalah tidak lebih dari sekedar nafsu dan
seksualitas. Lebih celakanya lagi, anak-anak tidak bisa menolak akan hal
seperti ini. Hal seperti ini tidak hanya terjadi di luar negeri tetapi
bahkan di gereja, di sekolah, dan dimana-mana. Mungkin kalau kita lihat hari
ini, dunia timur (termasuk indonesia) masih jauh lebih baik dari dunia
barat, tetapi kalau kita melihat dunia timur beberapa tahun lalu, kita akan
melihat bahwa masa depan dunia timur juga tidak akan kalah dengan dunia
barat. Satu-satunya cara untuk merubah hati kita supaya menjadi peka adalah
dengan tekun berlatih. Jika kita terus menerus melatih hati kita dengan
melihat keindahan yang sejati, kreativitas yang sejati, maka ketika kita
melihat sesuatu yang tidak benar, hati kita akan merasakannya.
Kedua, roh kita seharusnya dibawa untuk
melihat keindahan dan kemurnian akan pekerjaan Tuhan dan ciptaan-ciptaanNya.
Kita harus akui bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan cantik
sehingga keindahan yang sejati hanyalah milik Tuhan. Dan kita dapat melihat
dan menikmati semuanya itu ketika kita bergaul denganNya dan di gerejaNya.
Orang yang telah masuk kedalam keindahan yang sejati harus memiliki
ciri-ciri : pertama, orang tersebut harus dapat menikmati keindahan iman
kristen yang baik. Kalau kita tidak bisa menghargai keindahan iman kristen
yang baik, maka kita pasti tidak mempunyai iman yang baik dan keindahan yang
baik pula. Kedua, orang tersebut harus mempunyai jiwa yang mau bergaul dekat
dan peka terhadap pimpinan Tuhan. Kedua ciri-ciri ini akan selalu menjadi
citra bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mencintai keindahan Tuhan,
begitu juga sebaliknya. Maka bagi orang yang sudah terbiasa hidup kotor, dia
pasti tidak suka dengan rumah Tuhan. Dia tidak akan pernah suka diajak ke
gereja atau ke persekutuan karena : pertama, ada perasaan bersalah karena
setiap ke gereja, hatinya selalu tertegur sehingga dia akan merasa dirinya
kotor. Kedua, ada perasaan terancam/berbeda karena segala sesuatu yang
berada di pikirannya berbeda total bahkan berlawanan dengan Firman Tuhan.
Celakanya, pada saat ini banyak sekali gereja-gereja Tuhan yang berkompromi
dengan orang-orang semacam ini sehingga para hamba Tuhan merubah konsep
supaya gereja bisa diterima oleh dunia. Gereja dijalankan dengan hukum
ekonomi “supply and demand”. Apa yang diinginkan oleh orang-orang dunia,
gereja akan berusaha keras memberikannya. Dan gereja-gereja seperti ini
telah kehilangan keindahan dan kemuliaan yang sejati.
Ketiga, Tuhan memberikan kemampuan kepada
kita untuk dapat melihat keindahan secara proporsional. Tuhan juga telah
menciptakan segala sesuatu dengan tatanan yang tepat/proporsional, termasuk
juga manusia. Kalau kita melihat tubuh kita, semua bagian tubuh kita
tersusun dengan sangat tepat, indah, dan fungsional. Demikian juga dengan
tatanan alam semesta kita. Maka dari sini Tuhan menginginkan kita menjadi
manusia yang kreatif disertai dengan tatanan yang tepat dan selaras.
Komposisi nada didalam lagu dan komposisi warna didalam lukisan seharusnya
harmonis dan tepat sehingga hasil kreativitas kita mengandung keindahan dan
ketika terdapat orang yang melihatnya, orang tersebut dapat bersyukur kepada
Tuhan. Sebaliknya jika kita terbiasa untuk berkreativitas tanpa mempedulikan
proporsional dan keharmonisan, kreativitas kita akan dimanfaatkan oleh iblis
sehingga semua hasil kreativitas kita akan mencerminkan citra iblis.
Keempat, setiap kreativitas kita
hendaknya bersifat membangun nilai yang tepat. Value system yang tepat akan
membangun hati, hidup, perilaku, pikiran, dan tindakan yang tepat pula.
Orang dunia lebih menghargai apa yang tidak berguna dan membuang apa yang
berharga, inilah orang bodoh. Didalam menilai dan melakukan sesuatu, kita
harus melihat yang paling esensial sehingga kita tidak dipengaruhi oleh
dunia ini dan terseret kedalam kebodohan. Dan value system yang tepat hanya
didapatkan dalam Firman Tuhan. Firman Tuhan yang akan menjadi
prinsip-prinsip didalam mengembangkan kreativitas kita sehingga apa yang
tidak disukai oleh Tuhan, kita juga tidak akan menyukainya. Semua ini dapat
diwujudkan jika kita mengerti kehendakNya. Ketika kita bergaul akrab
denganNya, kita akan mengerti kehendakNya. Dan ketika kita mengerti
kehendakNya, hidup dan kreativitas kita akan memancarkan keindahan yang
sejati, amin.
Diposting OLeh : eki kawamasi
|
Jumat, 15 Juni 2012
Ringkasan Khotbah (Creator, Creation & Creativity: Creativity & True Beauty)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar