- Ringkasan Khotbah : 22 Agustus 1999
- RENCANA KESELAMATAN
- Nats : Matius 1:21-23
- Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno
Matius 1:21-23 merupakan nubuat yang telah
diucapkan 600 tahun sebelumnya dalam Yesaya pasal 7. Kalimat ini digenapi dalam
kelahiran atau inkarnasi Anak Allah, yang datang ke tengah dunia dan diberi nama
Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa. Disinilah
perbedaan antara agama Yudaisme dengan iman Kristen. Orang Yahudi atau agama
Yudaisme percaya kebenaran hanya ada dalam Perjanjian Lama tetapi iman Kristen
selain percaya Perjanjian Lama juga Perjanjian Baru karena justru dalam
Perjanjian Baru inilah inti dari semua apa yang dibicarakan dalam Perjanjian
Lama. Dalam Perjanjian Baru, nubuat-nubuat dan semua pemberitaan termasuk Yesaya
7 baru terbuka secara nyata sehingga disinilah inti dan berita iman
Kristen.
Dalam Matius, Alkitab membuka dengan begitu teliti
dimana dikatakan saat itu kepercayaan dan kesetiaan Yusuf kepada tunangannya
mulai goyah karena tiba-tiba Maria hamil sedangkan mereka belum menikah. Dalam
kebudayaan Yahudi, perzinahan bukanlah hal yang sederhana. Sehingga kalau
terjadi hal seperti itu maka wanita tersebut harus dirajam atau dihukum mati.
Namun karena Yusuf mencintai Maria maka ia mulai berpikir untuk menceraikannya
secara diam-diam. Akan tetapi malaikat Allah datang dan mengatakan bahwa Maria
tidak melakukan perzinahan dan melanggar tata susila melainkan ia mengalami
kehamilan karena Roh Kudus. Berita ini sangat mengejutkan dan sangat sulit
diterima Yusuf. Berita seperti ini menerobos semua presuposisi, konsep,
kemungkinan pikiran manusia dan saat itulah Allah yang berdaulat sedang
menyatakan diri serta sedang berintervensi ke tengah sejarah dan mendobrak semua
hukum yang terjadi secara alami dengan melakukan tindakan yang supra natural
lebih dari sekedar rumus yang dimengerti manusia. Saat itu Yusuf mengalami
perubahan dan mulai mengerti bahwa ia mendapatkan anugerah yang terlalu besar
dimana Allah boleh memakai dia dan istrinya untuk menjadi pembawa berita
sukacita kelahiran Kristus. Kekristenan tidak akan ada artinya tanpa berita
Kristus datang berinkarnasi dan menebus dosa manusia namun saat hal tersebut
diberitakan ternyata tidak mudah untuk diterima.
Pada saat kita bersama-sama menghadap meja
perjamuan, kita sadar bahwa kita boleh bersekutu hari ini karena Allah pernah
menjadi manusia dan bahkan tujuan hidupnya jelas untuk menyelamatkan umatNya
dari dosa mereka. Kristus hadir di dunia ini dengan sasaran yang jelas yaitu
menuju ke Golgota. Bagi saya tidak ada satu kehidupan yang sedemikian bermakna
namun juga mengerikan seperti hidup Kristus. Seringkali manusia hidup tidak tahu
arah dan tujuannya akan kemana tetapi sebelum Kristus lahir Ia telah mempunyai
sasaran yang tegas yaitu Anak Manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk
melayani dan menyerahkan tubuhNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat
20:28).
Ada dua hal yang dapat kita gumulkan saat ini
sehubungan dengan mengapa berita ini sulit diterima dalam konsep dan pemikiran
kita, yaitu: 1). Seringkali kita bertindak seperti Yusuf yang terjebak dalam
satu format dimana kita merasa bahwa kitalah yang mampu untuk mengatasi,
menjangkau dan menguasai segala sesuatu termasuk sejarah. Ketika
beragumentasi dengan seseorang maka kita sering terjebak dalam apa yang kita
sebut dengan common sense (akal sehat) sehingga kita gunakan hal itu
sebagai represif atau tekanan masyarakat dengan menggunakan kekuatan mayoritas
untuk memaksa orang ikut dalam konsep yang seolah-olah menjadi pendapat umum.
Pada saat kita menekankan kekuatan seperti itu maka seolah-olah kitalah yang
mampu menguasai dan menjangkau segala sesuatu di dalam kotak yang sudah kita
buat. Kita perlu sadar bahwa semuanya menjadi mungkin terjadi karena Allah yang
berdaulat. Allah yang berdaulat berarti Allah yang berhak bertindak, kita hanya
dapat taat, tunduk dan kita pasti tidak berdaulat. Setelah nubuatan itu genap,
Allah mengutus AnakNya turun ke dunia dan ketika Allah sudah menetapkan demikian
maka tidak ada satupun yang dapat menghalangi tindakan intervensi Allah yang
begitu dahsyat itu.
Dalam seminar Iman Kristen dan Futurologi telah
saya katakan bahwa manusia mempunyai semangat dan keinginan untuk menguasai
sejarah dengan segala cara dan salah satu format yang dipakai adalah dengan
menggunakan Futurologi. Kalau saudara membuka koran maka dengan segera saudara
akan menemukan banyak iklan yang mengandung unsur seperti itu. Namun hal yang
tidak lazim ini sekarang justru merambah di dunia barat yang terlalu rasionalis.
Kalau kita pikir maka untuk apa semuanya itu? Kalau dipikir secara nalar sehat
dan bukan secara Kristen maka itu merupakan satu pertanyaan yang sangat absurb
yang perlu kita tujukan pada diri kita! Sebenarnya dengan datang ke
tempat-tempat seperti itu manusia hanya ingin menipu diri akan hari esok. Dengan
kata lain ia berharap akan mendengar berita baik yang diucapkan oleh orang lain
untuk mengkonfirmasi masa depan yang aman. Inilah ide yang muncul di dalam diri
seseorang yang mencari sesuatu dalam Futurologi.
Model kedua dari arus mistik ini adalah Scientific
Futurology (Futurologi ilmiah) yang penuh dengan metode dan statistik dengan
beberapa tokohnya yang terkenal yaitu Alvin Toffler, John Naisbitt, dsb. Dalam
bukunya Global Paradox, John Naisbitt tahun 1995 memprediksikan bahwa di
awal abad 21 seluruh manusia akan mencapai kejayaan atau kesejahteraan dan
berkeliling dunia. Sehingga perusahaan boeing Mac Donald Douglas, perusahaan
pesawat terbesar di dunia dan juga beberapa perusahaan lainnya melakukan merger,
namun akhirnya mereka mungkin telah mem-PHK sekitar 85.000 pegawai. Dengan
statistik, seolah-olah mereka merasa berdaulat dan berkuasa menentukan apa yang
akan terjadi di hari esok. Itu hanyalah sebuah mimpi karena terlalu banyak
faktor X yang tidak dibawah kuasa kita. Terlalu banyak hal, karena dunia ini
telah jatuh di dalam dosa. Manusia harus sadar dan bertobat karena Allah yang
berdaulat, bertindak atas sejarah. Allah yang berintenvensi, yang berdaulat
sehingga sejarah harus ditundukkan kebawah kekuatan kedaulatanNya. Ketika
manusia berdosa manusia seringkali tidak terima, enggan karena manusia sedang
bersaing kedaulatan dengan Allah.
Saya adalah seorang positive thinkers sebelum
menjadi seorang Kristen dan itu telah ditanamkan sejak kecil oleh ayah saya yang
waktu itu bukan dari latar belakang Kristen. Ia mempersiapkan saya sejak kecil
agar mempunyai ketahanan dan kekuatan untuk menghadapi kehidupan. Sehingga
akhirnya saya tumbuh menjadi orang yang begitu berani untuk mengerjakan apapun
dan mempunyai semangat dan keyakinan bahwa apa yang saya kerjakan harus terjadi
dan tidak mungkin gagal. Namun akhirnya itu diruntuhkan ketika saya harus
berlutut di hadapan Tuhan menyadari bahwa Tuhanlah yang mengatur segala sesuatu.
Terlalu banyak di luar pikiran dan kuasa saya kalau Tuhan mau bertindak satu
kali maka seluruhnya akan selesai. Jangan pernah berpikir kita mampu apapun
karena suatu saat itu mungkin hilang dari diri kita. Berapa banyak dalam diri
kita ada kesadaran seperti ini sehingga kita mampu merendahkan diri dan mengerti
Allah yang berintervensi di hidup kita. Inkarnasi adalah bukti yang terbesar
dimana mujizat Allah terjadi di tengah dunia.
Seorang teolog mengatakan bahwa dunia boleh tidak
percaya adanya mujizat dan menolak segala sesuatu tentang mujizat tetapi dunia
tidak dapat meniadakan 2 mujizat terbesar dalam satu pribadi yang tidak mungkin
ditolak yaitu kelahiran Kristus sebagai kelahiran dari anak dara dan kebangkitan
Kristus yang mengalahkan kuasa kematian kembali ke surga. Dua mujizat ini
merupakan mujizat yang dinyatakan di tengah sejarah dan menjadi fakta realitas
sejarah yang tidak mungkin ditolak dan dihapus oleh manusia. Saudara, kalau
mengerti ini kita tahu bagaimana kita harus berespon kepada Allah. The God of
Universe is the God of History (Allah alam semesta adalah Allah yang
berkuasa atas sejarah). Biarlah ini boleh menjadikan kita lebih taat dan
tunduk.
2). Berita ini sulit diterima oleh manusia
karena berita ini berbicara tentang esensi realita manusia yang paling tidak
ingin di dengar yaitu dosa. Allah yang berinkarasi, datang menjadi daging
adalah untuk menyelamatkan umatNya dari dosa mereka. Kalimat ini telah muncul
sejak pertama Yesus hadir di tengah dunia. Yesus datang bukan untuk
menyembuhkan, mengajar atau mengerjakan apa saja di tengah dunia ini yang hanya
sekedar memenuhi apa yang dipikirkan manusia tetapi Ia datang untuk menerobos
keluar dari semua batasan dan menyelesaian problem manusia terbesar yaitu
pengampunan dosa. Manusia tidak suka menerima istilah dosa. Dosa bukan sekedar
membunuh, berjinah atau mencuri tetapi suatu hal yang sangat esensial yaitu
perlawanan terhadap Allah dan kebenaranNya. Kalau orang tua kita yang pernah
berbuat salahpun pada waktu ia berkata benar dan kita lawan, kita patut dihukum
sedemikian keras maka kalau Tuhan selalu berkata benar, suci dan tidak pernah
mencelakakan kita, apa yang harus Ia lakukan pada saat kita melawanNya? Dalam Rm
1:18-32, Paulus begitu ketat membicarakan esensi dosa yang sesungguhnya.
Seringkali kita tidak suka dengan istilah dosa karena kalimat itu secara
frontal membuat hidup kita ditelanjangi. Saat itu kita langsung terbuka
di hadapan Tuhan bahwa kita adalah orang yang melawan Dia. Yoh 8:30-59 membuka
konsep ini dengan jelas sekali. Saya mengharapkan kita dapat mengerti dan
sungguh-sungguh berespon kembali pada Tuhan karena kita sadar bahwa kita adalah
orang berdosa. Seberapa jauh kita rela dibuka realita hidup kita sekalipun itu
sangat menyakitkan. Di depan Dia, kita terbuka total dan tidak ada apapun yang
dapat kita sembunyikan, dihadapan Dia yang Maha Tahu seluruhnya akan dilihat
secara nyata.
Setiap kali perjamuan kudus kita bersama-sama
menikmati roti dan anggur untuk mengenang kembali Kristus yang rela datang ke
dunia ini dan rela tubuhNya dipecahkan di atas kayu salib, darahNya menetes demi
untuk menebus saudara dan saya, orang yang berdosa. Walaupun Ia mengalami dera,
cambuk, penderitaan yang berat dan kesengsaraan yang tidak mungkin dimengerti
oleh siapapun namun Ia berkata bahwa untuk itulah Ia datang ke dalam dunia
supaya saudara dan saya boleh diselamatkan serta boleh kembali dipersatukan dan
diperdamaikan kembali dengan Allah. Biarlah hari ini kita boleh kembali
disadarkan oleh Tuhan, Ia yang sudah menebus, kita mau berespon hidup melayani
seumur hidup berkenan bagi Tuhan. Amin.?
Diposting Oleh : eki kawamasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar